Lezatnya Makanan Para Raja di Rawon Nguling Malang

Menu Rawon Nguling Malang (Gambar diambil dari web Explorewisata.com)
DIORAMALANG.COM, 1 OKTOBER 2020 – Coba tebak, hitam, hitam apa yang panas tapi lezat? Jawabannya tentu saja Rawon. Makanan khas Jawa Timur ini sudah melanglang buana hingga ke seluruh penjuru Indonesia lo. Nggak heran kalo masakan berwarna pekat ini banyak penggemarnya. Buat kamu fans berat rawon, Dioramalang punya rekomendasi rawon legendaris yang ada di Malang. Namun sebelumnya, simak dulu ulasan yang satu ini ya Ker!
Rawon atau yang arek Malang biasa sebut sebagai Nowar ini adalah makanan Khas Jawa Timur. Buat yang belum tahu, Nowar adalah bahasa walikan untuk Rawon. Masakan ini sangat populer dan banyak dijajakan di warung makan, restoran, hingga dijadikan menu hotel berbintang di Indonesia. Bahkan, rawon masuk dalam daftar “40 Dishes We Just Can’t Live Without” atau “40 Hidangan yang Kita Tidak Bisa Hidup Tanpanya” versi CNN.com.
Menurut Harsito, budayawan dan sejarawan Probolinggo, dalam penelitanyang dilakukanAyuningsih, disebutkan bahwa di kalangan masyarakat setempat, dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, terdapat tradisi menyajikan rawon sebagai suguhan dalam acara pesta pernikahan atau perhelatan lain.
Rawon dinilai sebagai sajian mewah yang cita rasanya disukai orang dan dianggap sebagai masakan yang tidak cepat basi sehingga memudahkan penanganannya bagi orang yang bekerja di dapur hajatan.
Pemahamanan hal ini selaras dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa rempah-rempah penyusun bumbu rawon, terutama kluwek, cabai merah, dan kunyit yang bersifat antimikrobia dan antioksidan, serta berfungsi sebagai pengawet alami (Fardiaz, 1998). Makanan para raja-raja terdahulu ini berupa sup dengan kuah hitam kecoklatan yang diisi dengan potongan daging sapi. Kuah hitam yang ada pada sup adalah warna yang dimunculkan oleh buah kluwek atau yang semasa mudanya disebut dengan pucung.

Depot Rawon Nguling Malang (Gambar diambil dari Instagram.com/ampuh kurniawan)
Di Kota Malang ada satu warung yang menjual rawon sejak hampir 40 tahun yang lalu yakni pada tahun 1981. Warung ini bernama “Rawon Nguling”. Lokasi warung berada di pusat kota tepatnya alun-alun yaitu di Jalan Zainul Arifin atau biasa disebut orang Malang sebagai daerah Kidul Dalem.
Masakannya khas sekali, beda dengan rawon yang dijajakan di warung lainnya. Kuahnya lebih cair, daging sapinya empuk, makanan pendampingnya juga sangat nikmat. Rawon disini punya menu lauk yang lengkap, mulai dari tempe, perkedel, mendol, empal goreng, paru, sampai limpa semuanya ada. Sajian rawon disini sangat kaya rasa karena dilengkapi dengan sambal terasi, taburan bawang goreng, tauge pendek atau capar, kerupuk udang, dan telor asin.

Ragam lauk-pauk pendamping Rawon Nguling (Gambar diambil dari web Rawonngulingmalang.com)
Berdasarkan laporan dari Surabayainside.com, Dwi Cahyono, pemilik restoran sekaligus cucu pendiri rumah makan Rawon Nguling menuturkan bahwa Rawon Nguling sering menjadi jujukan wisatawan mancanegara ketika plesir ke Malang. Di restoran itu, rawon menjadi menu andalan.
“Rawon itu di Surabaya ada, di Malang muncul, di Kediri juga ada. Hampir semua daerah di Jawa Timur ada. Tetapi karena sudah digemari warga sejak dulu, rawon Malang punya ciri khas tersendiri,” jelas Dwi Cahyono. Ia juga mengatakan bahwa neneknya lah yang pertama kali mendirikan warung Rawon Nguling di Problinggo.
Ya, Rawon Nguling ini memang usaha keluarga yang berpusat di Probolinggo, Jawa Timur. Ayuningsih dalam penelitiannya menyebutkan bahwa rumah makan ini telah ada sejak tahun 1942 dan kini telah memiliki 11 rumah makan waralaba di beberapa kota di Indonesia.
Rawon di warung ini juga terdiri dari dua jenis yaitu rawon biasa dan rawon dengkul. Keduanya merupakan favorit bagi banyak pengunjung warung Rawon Nguling ini. Selain rawon, ada juga berbagai hidangan khas Jawa lain seperti nasi lodeh, pecel dan lain sebagainya.
Untuk harga kamu nggak perlu khawatir, semua menu di warung Rawon Nguling ini sangat terjangkau. Minuman disini harganya antara Rp 6 ribu hingga Rp 11 ribu. Sedangkan makanannya berkisar mulai dari Rp 22 ribu sampai Rp 55 ribu saja. Cukup terjangkau bila mengingat rasanya yang khas dan penggunaan kluweknya yang nggak main-main.

Kluwak, bumbu rawon yang warnanya hitam legam (Gambar diambil dari web Blisssaigon.com)
Kluwek (pucung) atau buah berwarna hitam legam yang jadi bumbu rawon ini pernah dijadikan perumpaan oleh seorang raja bernama Sri Pakubuwana IV lo. Dalam Jurnal karya Kamidjan dijelaskan bahwa buah pucung diibaratkan seperti perselisihan dalam keluarga, karena ketika masih muda biji pucung menyatu, tetapi setelah tua berserakan.
Dari sini dijelaskan bahwa bila ingin hidup bahagia, sebaiknya jangan seperti buah pucung. Jangan sampai terjadi percekcokan antar keluarga yang dapat menimbulkan perpecahan, karena pertengkaran merupakan perbuatan yang nista.
Kluwek atau yang memiliki nama ilmiah Pangium Edule ini dulunya sering menjadi bumbu masakan pindang. Pindang adalah salah satu masakan orang Jawa, terbuat dari buah kluwek dengan bumbu santan. Masakan tersebut merupakan salah satu syarat dalam kirim doa, seribu hari meninggalnya seseorang. Namun dengan perkembangan zaman masakan itu sudah tidak digunakan lagi dan kini lebih sering diolah menjadi bumbu rawon dan brongkos.
Buat kamu yang ingin berkunjung kesini, sebaiknya datang ketika baru buka yaitu sekitar pukul 10 pagi atau 11 siang. Menu disini cepat banget habisnya, jadi jangan nyesel ya kalau datang sore hari dan nggak kebagian menu favorit! Restoran Rawon Nguling ini tutup pada pukul 15.30. Jadi tunggu apalagi? Segera jadwalkan makan siangmu di Rawon Nguling Malang ya Ker! (Rof)
Penulis: Rofidah Noor
Editor: Shofiyatul Izza W