Musik Tradisional Yang Semakin Terlupakan

Gamelan Jawa Sebagai Salah Satu Musik Tradisional (Gambar diambil dari blog Kulo)
DIORAMALANG.COM, 8 SEPTEMBER 2020 – Zaman sekarang memang jauh berbeda dari zaman dulu, karena saat ini pengaruh budaya asing sangat mudah masuk ke dalam budaya masyarakat Indonesia. Dengan adanya pengaruh budaya-budaya asing, kebanyakan remaja justru lebih tertarik untuk mempelajari budaya luar daripada mempelajari budaya yang ada di Indonesia.
Sebagai contoh generasi muda zaman sekarang, dimana mereka lebih memilih mempelajari musik barat daripada musik tanah air mereka. Bahkan dalam kontes bernyanyi yang ada di televisi, menurut saya juga lebih banyak lagu baratnya daripada lagu Indonesia.
Entah apa penyebabnya hingga mereka menjadi kebarat-baratan, tapi mungkin hal ini terjadi karena minimnya informasi mengenai kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Abdul Rachman Patji dalam Jurnal Masyarakat & Budaya, dimana aset kekayaan budaya tradisional yang ada di suatu daerah, ternyata masih belum diprioritaskan oleh pihak pemerintah kita sehingga banyak para generasi muda kita yang mulai beranggapan bahwa seni musik tradisional sudah ketinggalan zaman.
Padahal, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk melestarikan sebuah budaya. Hanya saja semua informasi mengenai musik tradisional kita masih tersimpan rapi oleh generasi pendahulunya.
Saat ini, generasi muda merasa enggan mempelajari musik tradisional. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar generasi muda, masih menganggap bahwa musik tradisional sangat ketinggalan zaman. Sehingga mereka lebih menyukai kebudayaan asing daripada kebudayaan di Indonesia.
Upaya untuk memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda benar-benar sangat diperlukan, karena keberadaannya saat ini sudah sangat terancam. Kesenian daerah menurut saya saat ini sangat rentan posisinya bila bersaing dengan kesenian asing, karena pengaruh arus globalisasi semakin mempersempit ruang gerak kesenian daerah kita.
Bahkan, menurut Sri Suneki dalam Jurnal Ilmiah Civis dikatakan bahwa pengaruh arus globalisasi ternyata dapat menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, seperti hilangnya budaya asli suatu daerah, terjadi erosi nilai-nilai budaya dan lain sebagainya. Jadi, pengenalan berbagai ragam kesenian daerah harus disebarluaskan agar keberadaannya tidak hanya ada di satu titik wilayah saja, tapi juga ada di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Harapannya masyarakat dapat mengenal lebih jauh mengenai seni dan budaya yang ada di daerahnya.
Masalah ini seharusnya menjadi bahan perenungan bagi kita semua, jangan hanya selalu menyalahkan para generasi muda bila mereka tidak tertarik pada seni dan budaya kita.
Bukankah bila acara televisi tidak lagi menggunakan musik barat namun menggantinya dengan musik tradisional akan lebih baik? Sehingga para generasi muda secara perlahan akan menjadi tertarik pada kesenian tradisional yang ada di daerahnya.
Mungkin pemerintah selama ini lupa, bahwa budaya musik tradisional kita harus dilestarikan bersama bukan hanya bergantung pada generasi muda saja. Karena musik tradisional adalah salah satu kekayaan dari budaya Indonesia.
Saya sebenarnya sedikit iri dengan apa yang dilakukan oleh negara Korea Selatan, karena negara tersebut telah berhasil mengembangkan budaya KPOP nya hingga kini menjadi terkenal di seluruh dunia.
Adanya kebudayaan luar yang mendunia seharusnya langsung disikapi dengan cermat, apakah kebudayaan asing tersebut bertentangan dengan kebudayaan kita atau tidak. Bukan langsung diterima begitu saja, jika memang tidak bertentangan dengan budaya kita.
Seharusnya kita bisa mengolah kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan lokal dan menciptakan suatu perpaduan yang unik sehingga para generasi muda tidak merasa bosan dengan kebudayaan kita saat ini. Contohnya seperti dalam kegiatan kesenian, karena dalam kegiatan kesenian para generasi muda dapat berkreativitas sebebas mungkin. Dalam proses kreativitas ini para generasi muda dapat secara langsung mendapatkan berbagai macam karakter yang kemudian akan menjadi kepribadiannya kelak.
Karakter yang saya maksud seperti, jujur, sabar, tanggung jawab, dapat saling bekerja sama, toleransi, cinta tanah air, dan bangga akan budayanya. Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kesenian tradisional juga dapat terimplementasikan, sehingga mendukung dalam upaya pembangunan karakter generasi muda yang cinta budaya.
Pada tingkat pendidikan seperti sekolah, para pendidik seharusnya lebih mengenalkan dan mengajarkan kepada para muridnya mengenai apa itu kesenian budaya dan apa pentingnya untuk kita bila melestarikan budaya. Bukan hanya memberikan materi yang ada pada buku pelajaran saja, karena materi pembelajaran yang ada di buku hanya cenderung kepada teori saja.
Bukankah lebih baik jika para pendidik dapat lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan materi kebudayaan. Sebenarnya banyak metode yang dapat dilakukan untuk memberikan pembelajaran musik tradisional dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Misalnya, memberikan sebuah motivasi betapa pentingnya kita mempelajari musik tradisional yang kita miliki, lalu meyakinkan mereka mengenai betapa hebat dan menakjubkannya musik tradisional kita.
Lalu memberikan metode pembelajaran yang menarik pada saat sesi materi, misalnya dengan mengkolaborasikan musik tradisional dengan musik barat. Melalui hal tersebut bisa membuat para generasi muda menjadi tertarik untuk mendengarkan dan mempelajari musik tradisional kita.
Untuk melakukan hal tersebut, saya akui memang tidak mudah. Karena seorang tenaga pengajar (guru) tidak semuanya memiliki keahlian dalam memberikan materi tersebut. Tapi bila hal tersebut tidak segera dilakukan, sampai kapanpun penanaman rasa kepedulian mengenai musik tradisional kepada para generasi muda tidak akan pernah tercapai.
Jadi saya berharap, seorang guru nantinya dapat menguasai sebuah musik tradisional maupun musik barat secara bersamaan. Karena kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya musik tradisional, merupakan aset yang tidak ternilai harganya.
Di masa sekarang ini, sudah tidak banyak orang yang bersimpati atau peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan kata tradisional. Masih banyak yang berfikir bahwa kata tradisional selalu identik dengan kuno dan tidak modern.
Perubahan cara pandang kita terhadap hal yang kuno itu juga harus dirubah, bahwa yang kuno itu juga bisa menjadi hal yang keren asalkan kita mau berinovasi untuk lebih kreatif sehingga hal tersebut akan menjadi menakjubkan. Sebenarnya baik itu musik tradisional maupun musik modern menurut saya bisa berjalan beriringan, asalkan identitas daerah kita tidak dihilangkan. (Syz)
Penulis: Syaifudin Zuhri
Editor: Shofiyatul Izza W
opini yang cukup menarik, keren
Hai kak terima kasih atas feedbacknya, jangan lupa untuk cek opini kamu yang lain ya 🙂