Dampak Wisata Sejarah Pada Masyarakat

Ilustrasi Wisata Edukasi Sejarah di Museum (Gambar diambil dari web Wfmamsu.org)
DIORAMALANG.COM, 7 SEPTEMBER 2020 – Sektor pariwisata baru-baru ini sedang naik daun, terutama pada wisata yang mengembangkan unsur sejarah suatu tempat maupun daerah. Daya tarik wisatawan pada wisata edukasi sejarah sejauh ini masih terus meningkat. Bahkan hingga saat ini pariwisata di setiap daerah berlomba-lomba untuk memberikan edukasi pada masyarakat melalui unsur sejarah yang terdapat di dalamnya.
Maka tidak heran hingga saat ini banyak sekali wisatawan mulai dari anak-anak hingga dewasa juga berlomba-lomba untuk mengedukasi dirinya melalui wisata sejarah tersebut. Selain itu wisata sejarah yang hadir di Indonesia saat ini juga menjadi trend atau bahkan destinasi wisata yang harus dikunjungi oleh masyarakat.
Cagar budaya yang dikelola dan dikembangkan untuk sektor wisata, tentu saja juga sebagai bukti pelestarian terhadap suatu peninggalan yang bernilai sejarah. Didirikannya wisata sejarah ini diharapkan masyarakat juga mampu untuk turut serta dalam pelestarian kebudayaan.
Seperti menurut National Trust for Historic Preservation,2011) dalam jurnal penelitian milik Dian Kartika Santoso, menjelasakan bahwa upaya pelestarian lanskap atau objek sejarah dapat dilakukan dengan memanfaatkan lanskap sejarah tersebut untuk kesejahteraan masyarakat namun tetap menjaga karakter sejarahnya. Wisata sejarah didefinisikan sebagai perjalanan yang menghadirkan sebuah pengalaman berkaitan dengan tempat maupun aktivitas yang memiliki sejarah maupun cerita di masa lampau dan masih berpengaruh terhadap masa yang akan datang, termasuk sumber daya sejarah, budaya, dan alam yang tidak dapat digantikan.
Wisata sejarah di desain semenarik mungkin hingga nantinya akan membawa kesan tersendiri bagi masyarakat yang telah berkunjung. Sejauh ini juga wisata sejarah di Indonesia memiliki perkembangan yang cukup bagus. Bagaimana bisa dikatakan begitu?
Banyaknya daerah di Indonesia tentu saja memiliki sejarah yang berkembang di setiap lokasinya. Maka tentu hal ini juga akan terus dikembangkan dan dijaga karakteristik sejarahnya.
Contohnya saja pada setiap penemuan-penemuan peninggalan bekas kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, tentu pada setiap peninggalan tersebut memiliki nilai sejarah dan cerita di dalamnya, maka tentu saja yang dilakukan selanjutnya adalah pelestarian pada peninggalan tersebut.
Namun tidak hanya itu, adanya lokasi-lokasi peninggalan pun saat ini juga dijadikan destinasi wisata sejarah yang diperuntukkan masyarakat luas. Tentu hal tersebut juga merupakan salah satu cara untuk mengenalkan sejarah atau cerita masa lampau mengenai tempat itu, hingga pada akhirnya nanti juga mengedukasi masyarakat mengenai sejarah tempat itu.
Wisata edukasi sejarah ini sebenarnya juga termasuk ke dalam pendidikan non-formal yang juga bermanfaat untuk diberikan kepada masyarakat. Sekalipun untuk pelajar maupun pengajar, wisata sejarah juga akan membangun pikiran masyarakat untuk merekam kisah atau cerita masa lampau pada tempat sejarah yang mereka kunjungi.
Sebagian orang mungkin masih belum tertarik dengan wisata sejarah, kesadaran dalam melestarikan sejarah dan budaya mungkin masih belum tertanam dalam dirinya. Maka tidak heran jika saat ini kunjungan wisata edukasi sejarah, seperti museum-museum sebagian besar merupakan rombongan dari sekolah-sekolah.
Hal tersebut tidak lain bertujuan untuk menanamkan rasa kesadaran akan mengenal dan melestarikan sejarah yang dimiliki. Tentu hal ini nantinya juga akan tertanam rasa peduli akan sejarah dan kebudayaan pada setiap individu.
Namun bukankah sebenarnya pelajaran mengenai sejarah sudah kita dapatkan sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah ke atas? Memang betul, tapi nilai sejarah akan tetap di dapatkan ketika kita dapat melihat langsung suatu peninggalan atau tempat bersejarah itu.
Fenomenanya yang terjadi saat ini memang banyak masyarakat yang peduli dan turut andil dalam pelestarian sejarah. Salah satunya dengan banyaknya wisatawan yang datang pada wisata-wisata bersejarah di setiap daerah.
Contohnya saja seperti di wisata sejarah pada peninggalan kerajaan Majapahit yang berada di Malang, yaitu Sendang Widodaren Wendit cukup asing memang bagi wisatawan lainnya. Namun jika masyarakat yang peduli dan tertarik untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata sejarah, tentu mereka akan berkunjung ke sana.
Setelah mengetahui tempat wisata sejarah itu, maka tidak heran jika nantinya seseorang tersebut akan menceritakan mengenai perjalanan wisata sejarah yang telah ia lakukan.
Dari hal tersebut menurut saya, sudah membawa ke dalam dampak positif bagi masyarakat. Secara tidak langsung hal menceritakan pengalaman berwisata sejarah ini adalah bagian dari melestarikan sejarah.
Mengapa dapat dikatakan seperti itu, karena mereka yang menceritakan juga berusaha melakukan kegiatan untuk mengenalkan wisata sejarah tersebut.
Terlebih lagi jika wisata sejarah tersebut memiliki mitos-mitos tersendiri, tentu hal tersebut membuat rasa penasaran seseorang akan bertambah. Ada pula yang berkunjung ke wisata sejarah yang diselimuti dengan mitos-mitos itu untuk membuktikan langsung dengan keadaan dan sejarah sebenarnya terjadi di sana.
Tidak hanya itu, ada pula wisata sejarah lainnya yang terdapat di Malang yaitu Museum Singasari. Museum ini dijadikan tempat untuk meletakkan peninggalan-peninggalan berupa benda-benda pada masa kerajaan Singasari.
Banyak pengunjung yang datang pada museum ini juga merupakan dari sekolah-sekolah maupun mahasiswa. Selain bertujuan untuk akademis, banyak dari pengunjung juga datang untuk keperluan mengedukasi dirinya sendiri melalui museum ini.
Tentu adanya museum ini juga akan membuat pengunjungnya mengetahui dan mengerti mengenai kisah atau cerita masa lampau pada kerajaan Singasari.
Dampak positif yang akan tertanam pada pengunjung wisata sejarah ini akan terus diingat dan diceritakan. Hingga secara tidak langsung mereka akan bangga telah mengunjungi wisata sejarah tersebut. Terlebih mereka yang telah berkunjung pada wisata sejarah di daerah mereka berasal. Tentu akan menjadi suatu kebanggan tersendiri yang akan dirasakan.
Namun sebenarnya tidak hanya itu, dampak negatif yang nantinya dikhawatirkan akan datang adalah kerusakan pada cagar budaya tertentu jika banyak pengunjung yang datang. Seperti yang dijelaskan oleh Yusrisa Ekka Febriana dan Edriana Pangestuti, Universitas Brawijaya Malang, dalam jurnal administrasi bisnis yang ditulisnya, di beberapa daerah pula, terjadi kerusakan cagar budaya dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Terjadi kerusakan pada kontur alam, perusakan monumen bernilai sejarah, dan adanya polusi terhadap keberadaan arsitektur tradisional.
Maka sebenarnya dampak yang terjadi di masyarakat di masa yang akan datang, dapat kita cegah saat ini dengan cara tetap melindungi nilai sejarah dan menjaga lingkungan sekitar wisata sejarah tersebut. (Siw)
Penulis: Shofiyatul Izza W
Editor: Rofidah Noor