Makna Pakaian Adat Susah Dijelaskan, Wajar Generasi Muda Mulai Meninggalkan

Indonesia Culture Ilustration (Gambar diambil dari web Freepik.com)

DIORAMALANG.COM, 2 SEPTEMBER 2020 – Saya lupa bagaimana tepatnya, namun di waktu saya sekolah dulu, saya pernah mendapat pembelajaran yang mengharuskan saya untuk menghafal nama-nama Menteri beserta jabatannya. Terkadang saya berfikir, untuk apa selama ini saya menghafal nama-nama tersebut bila beberapa tahun kemudian selalu berganti.

Tapi saya tidak tau apakah hal tersebut masih diberlakukan di sekolah atau tidak, karena saya lulus sudah lama sekali. Namun yang disesalkan saat ini bukan karena saya dipaksa untuk menghafal nama-nama tersebut, yang saya sesalkan saat ini adalah. Mengapa saya tidak dipaksa untuk menghafal nama-nama pakaian adat yang ada di Indonesia beserta sejarahnya?

Seingat saya, dulu di sekolah memang pernah diajarkan mengenai pakaian adat yang ada di Indonesia. Tapi sepertinya tidak semua, saya masih ingat saat itu saya hanya diberi sebuah gambar mengenai beberapa pakaian adat yang ada di Indonesia.

Namun saya tidak diajarkan mengenai sejarah ataupun makna dari pakaian tersebut, yang lebih ditekankan pada saat itu justru pelajaran menghafal nama-nama menteri, menghafal nama-nama Ibu Kota dan lain sebagainya.

Saya tau tidak salah memang memberikan pembelajaran seperti itu, namun saya hanya kecewa lantaran keberadaan baju adat daerah di Indonesia kini sudah semakin hilang karena termakan oleh usia.

Beberapa diantaranya mungkin memang masih ada, seperti di daerah Jogja misalnya dimana para penduduknya terkadang masih mengenakan pakaian adat mereka bahkan ada pula yang menjualnya sebagai cinderamata.

Tapi saya ragu, banyaknya para pedagang yang menjual baju adat di Indonesia., mengetahui bagaimana sejarah dan makna dari bajunya. Saya tidak menyalahkan para pedagang tersebut, karena semenjak saya sekolah dulu pun informasi mengenai baju adat memang sudah sangat minim sekali.

Hal tersebut dikarenakan dulu memang tidak diajarkan mengenai bagaimana sejarah ataupun makna dari baju adat yang ada di Indonesia. Bahkan untuk saat ini, informasi mengenai baju adat masih susah saya didapatkan.

Setiap saya mencoba menelusuri mengenai makna dan simbol dari baju adat yang ada di Indonesia, informasinya hampir tidak ada. Sekalinya saya menemukan artikel terkait, informasinya selalu saja mengenai beberapa daerah tertentu saja.

Padahal menurut Samsul Rijal dalam penelitiannya dikatakan, bahwa pakaian adat merupakan pakaian yang sudah dipakai secara turun temurun dan merupakan salah satu identitas yang dapat dibanggakan oleh sebagian besar pendukung kebudayaan.

Bahkan kain yang digunakan dalam baju adat, juga tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh saja, tapi juga sebagai bagian dari karya seni yang dipergunakan pada upacara-upacara adat yang ada pada daerah tersebut. Namun kini keberadaan makna dari pakaian adat daerah sudah sangat langka, bahkan hampir terlupakan.

Mirisnya lagi, setiap saya mencoba menggali informasi di internet mengenai baju adat yang ada di Indonesia. Informasi yang saya dapatkan selalu saja mengenai baju adat yang terlupakan, bukan baju adat yang terlestarikan. Seperti contohnya baju adat khas Malang, saya mencoba untuk mencari tau lebih dalam mengenai sejarah maupun makna yang terdapat dalam pakaian adat khas Malang.

Akan tetapi informasi yang saya temukan selalu saja hanya berupa gambar dan lokasi tempat penyewaan. Saya tidak mendapatkan informasi mengenai apa saja makna pakaian tersebut, adakah simbol tertentu, atau adakah nama khususnya dan lain sebagainya.

Informasi yang saya temukan mengenai baju adat Malang, sejauh ini yang saya temukan hanya berupa ikat kepalanya saja. Dimana disebutkan bahwa ikat kepalanya ternyata bernama Udeng Kemplengan. Namun informasi mengenai udeng tersebut juga sangat minim sekali, tapi saya cukup senang karena informasi seperti makna yang terdapat dalam udeng Kemplengan masih saya dapatkan.

Namun untuk informasi mengenai baju adat Malang, benar-benar menjengkelkan, karena informasi yang saya cari benar-benar sulit untuk didapatkan. Tapi saya cukup bangga terhadap Pemkot (Pemerintah Kota) Malang, karena akhirnya mewajibkan para ASN beserta guru dan karyawan di lingkungan Pemerintahan Kota Malang agar menggunakan pakaian adat daerah sebagai bentuk pelestariannya.

Meski tidak setiap hari, namun bagi saya cukup melegakan karena akhirnya ada rasa kepedulian. Tapi jujur sebenarnya saya masih ada sedikit rasa kekecewaan, karena informasi mengenai baju adat khas Malang masih belum saya dapatkan.

Mungkin ini hanya pemikiran saya saja, tapi bila informasi mengenai baju adat daerah tidak segera digali informasinya. Saya takut keberadaaan baju adat daerah mungkin bisa saja dilupakan.

Senada dengan pemaparan Hildgardis M. I. Nahak dalam Jurnal Sosiologi Nusantara dikatakan bahwa pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu sangatlah berbeda, masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing dengan alasan mereka menganggap budaya tersebut lebih menarik, unik dan praktis. Sehingga saat ini kebudayaan yang ada di Indonesia sudah mulai dilupakan dan ditinggalkan.

Menurut saya, minimnya informasi mengenai makna atau simbol yang tertera pada pakaian adat daerah juga bisa menjadi salah satu faktor atas terlupakannya pakaian adat yang ada di Indonesia. Karena keterbatasan informasi mengenai baju adat daerah tersebut, bisa membuat para generasi muda untuk mulai berfikir bahwa baju adat daerah miliknya hanyalah baju tradisional biasa.

Padahal sejauh yang saya tau, pakaian adat sebenarnya mempunyai makna yang sangat bervariasi. Baik itu dalam pembuatan ornamen pakaian adat, pemakaian warna, penerapan motif, corak yang digunakan, bahkan hiasan yang digunakan seharusnya juga memiliki sebuah makna yang sesuai dengan ciri khas daerah asalnya.

Namun karena informasi mengenai makna dari pakaian adat daerah sangat susah untuk didapatkan, bukankah tidak heran bila nantinya pakaian adat akan dilupakan.

Saya tau, mungkin peran orang tua sangat diperlukan agar pakaian adat tidak semakin terlupakan. Tapi bagaimana cara memberitahu generasi muda agar mencintai pakaian adat mereka, bila informasi yang tersedia saja masih sangat langka.

Apakah kita lupa bahwa anak muda zaman sekarang, selalu punya pertanyaan besar mengenai banyak hal. Bila kita sebagai generasi pendahulunya tidak bisa menjawab mengenai makna yang terkandung dalam pakaian adat kita, lalu bagaimana caranya kita menanamkan rasa cinta pakaian adat kepada generasi muda?(Syz)

Penulis: Syaifudin Zuhri

Editor: Shofiyatul Izza W

2 thoughts on “Makna Pakaian Adat Susah Dijelaskan, Wajar Generasi Muda Mulai Meninggalkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.