Satu Langkah Menuju Lestari Budaya

Sendi Budaya Sebagai Keberagaman Budaya yang Indah (Gambar diambil dari web Maxmanroe.com)

DIORAMALANG.COM, 31 AGUSTUS 2020 – Berbicara tentang budaya, terkadang masih banyak yang salah mengartikan apa itu budaya? Bahkan juga terkadang masyarakat lebih spesifik dalam mengartikan budaya. Maka dari itu, masih perlunya literasi mengenai budaya sebelum terjun menuju pelestarian budaya. Hal tersebut dikarenakan, agar seluruh elemen yang terkandung dalam budaya bisa dilestarikan seluruhnya.

Pengertian budaya sendiri adalah sebuah kebiasaan yang timbul ditengah-tengah masyarakat dimana kebiasaan tersebut menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat yang ada di dalamnya. Tidak hanya sebuah tradisi atau adat istiadat, melainkan juga proses interaksi yang menjadi identitas bagi masyarakat sekitarnya.

Lebih dari itu, budaya sendiri tidak hanya mencakup interaksi sosial saja melainkan juga sikap manusia yang mencakup tentang tindakan manusia terhadap manusia lain serta juga alam dan lingkungannya, tentang seni, dan bahkan juga tentang sikap dalam berperilaku.

Setelah mengetahui sedikit penjelasan mengenai budaya, maka budaya mana yang benar-benar harus dilestarikan? Dalam konteks ini, seni budaya dan interaksi sosial dalam masyarakat tertentu menjadi fokus yang utama dalam melestarikan budaya. Hal tersebut bertujuan untuk tetap menjaga agar budaya-budaya tersebut tetap memiliki eksistensi yang tinggi sehingga mampu menggambarkan identitas masyarakat dalam suatu lingkup tertentu.

Salah satu daerah yang kaya akan budaya dan perlu perhatian untuk dilestarikan adalah Malang, dimana Malang sendiri merupakan daerah dengan 1000 budaya. Meskipun terdapat beragam budaya yang ada di Malang, namun yang perlu diperhatikan adalah budaya asli Malang yaitu seni budaya Topeng Malangan dan budaya interaksi sosial Arema Culture.

Kedua budaya tersebut sangat perlu dilestarikan karena merupakan budaya asli Malang yang menunjukkan identitas masyarakat Malang. Selain itu, Topeng Malangan yang sejak awal menjadi budaya asli Malang, ternyata menyimpan pesan-pesan dibalik seni budaya tersebut. Pesan-pesan tersebut berkaitan dengan karakter-karakter yang bisa dipelajari dalam Topeng Malangan.

Kemudian dari sisi budaya interaksi sosial Arema Culture, merupakan budaya yang timbul dari dalam diri masyarakat Malang yang berasal dari kebersamaan dalam mendukung tim sepakbola kebanggaan Malang yaitu Arema Malang.

Kebersamaan tersebut pada akhirnya menimbulkan solidaritas yang tinggi sehingga dimanapun berada, para masyarakat Malang akan merasa seperti saudara sekalipun bertemu diluar daerah Malang.

Maka sangat penting melestarikan kedua budaya tersebut karena bisa memberikan dampak kepada masyarakat Malang. Dari seni budaya Topeng Malangan, masyarakat khususnya para kaum muda bisa mempelajari karakter dalam seni budaya tersebut guna mencari jati diri.

Sedangkan dari budaya interaksi Arema Culture, masyarakat bisa mempererat tali persaudaraan mengingat pada globalisasi saat ini, harmonisasi dalam bersosialisasi mulai terkikis.

Jadi tidak heran jika eksistensi budaya semakin hari kian menurun di era globalisasi. Pasalnya, manusia dihadapkan dengan sesuatu yang praktis. Belum lagi terpaan dari budaya modern yang bisa menggeser eksistensi dari budaya tradisional dan timbul pola pikir yang menganggap bahwa budaya tradisional tidak keren.

Akibatnya, nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tradisional mulai tergeser dengan masuknya globalisasi dengan budaya modern. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ajrul Anas, dimana masuknya globalisasi membawa pengaruh atau dampak yang sangat besar, terutama bagi perkembangan nilai-nilai budaya yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

Ditambah lagi, budaya-budaya modern belum tentu terdapat nilai-nilai luhur bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa budaya modern tidak mengangkat kearifan lokal. Berbeda dengan budaya tradisional yang jelas-jelas terdapat nilai luhur dan mengangkat kearifan lokal pada masyarakat.

Maka dari itu, perlu berbagai upaya dalam pelestarian budaya-budaya asli Malang tersebut. Namun pelestarian yang dimaksud adalah tidak hanya mengenal budaya tersebut melainkan juga ikut serta dan terlibat dalam budaya tersebut. Mengapa demikian? Pelestarian budaya akan berlangsung panjang dan akan terus lestari ketika masyarakat mampu berperan aktif dalam melestarikannya.

Akan tetapi, bentuk upaya pelestarian budaya tidak akan berkembang jika hanya masyarakat yang melakukannya. Perlunya dukungan dari pemerintah juga memegang peranan penting dimana pemerintah harus memberi ruang kepada masyarakat dalam melestarikan budayanya.

Pemerintah Malang sendiri telah mampu memberikan ruang dan wadah bagi masyarakat untuk melestarikan budaya. Hal tersebut diungkapkan oleh Hartutik Nurul Kasanah dalam penelitiannya yang menjelaskan jika berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah maupun elemen terkait. Festival Malang Kembali (FMK) merupakan salah satu kreasi-inovasi sebagai wujud upaya nyata pelestarian budaya yang ada di Kota Malang.

Festival Malang Kembali merupakan satu dari banyak festival yang mampu menjadi wadah bagi masyarakat dalam melakukan upayanya untuk melestarikan budaya. Maka dari itu, dengan adanya ruang yang diberikan oleh pemerintah, masyarakat juga harus menyadari dan memanfaatkan secara optimal untuk lestari budayanya.

Kemudian berbicara tentang kepedulian pemerintah dan masyarakat Malang terhadap pelestarian budaya, bisa dilihat dari berbagai aktivitas yang diselenggarakan. Aktivitas tersebut meliputi tentang festival budaya, kirab budaya hingga pembangunan wisata tematik bertema budaya.

Selain itu juga bisa dilihat dari animo masyarakat yang berkontribusi dalam penyelenggaraan aktivitas tersebut. Bahkan, aktivitas tersebut juga bisa menarik wisatawan dalam berkunjung ke Malang sebagai daerah 1000 budaya.

Maka dari itu, upaya pelestarian tersebut tidak hanya berdampak kepada masyarakat Malang saja melainkan juga bisa memberikan pengenalan terhadap masyarakat luar Malang.

Akan tetapi, pelestarian tentang budaya tidak harus hanya dari pengenalan saja melainkan maju satu langkah dengan ikut serta dalam budaya tersebut. Tujuannya agar masyarakat Malang tidak kehilangan identitas budayanya. Bangga lah dengan budaya sendiri yang selalu mengiringi kehidupan sehari-hari. (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana P

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.