Bagaimana Sektor Pariwisata di Masa New Normal?

Ilustrasi Gambar Pariwisata di Era New Normal (Gambar diambil dari web Aktualitas.id)

DIORAMALANG.COM, 31 AGUSTUS 2020 – Indonesia dikenal dengan berbagai macam destinasi wisata, baik wisata buatan maupun wisata alam, sehingga sektor pariwisata cukup mempengaruhi perekonomian negara. Menurut James J Spillane pada tahun 1987, mengatakan pariwisata memiliki peran sebagai penghasil devisa serta memperkenalkan kebudayaan asli Indonesia.

Selaras dengan pernyataan tersebut, I Gusti Bagus dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Pariwisata, mengatakan bahwa saat ini Pariwisata sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa di berbagai negara.

Namun, selama masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia ini, Corona virus yang menyerang sistem pernafasan dengan tingkat keparahan yang dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini belum ada yang menemukan vaksin dari virus ini.

Usaha yang dilakukan untuk memutus rantai penyakit ini dengan tidak berkumpul, jaga jarak  dan juga mendorong untuk meningkatkan kebersihan, memakan makanan bergizi agar imunitas meningkat.  Hal ini yang menyebabkan pariwisata banyak yang ditutup sementara waktu. 

Sektor pariwisata ditutup untuk sementara waktu dan akan dibuka kembali pada masa New Normal. Tatanan normal baru (New Normal) adalah sebuah perubahan budaya hidup agar masyarakat dapat terbiasa dengan tatanan hidup normal yang baru untuk mengurangi dan mencegah penyebaran virus corona (Kiswantoro, 2020).

Persiapan yang tidak mudah untuk sebuah kebiasaan baru, oleh karena itu diperlukan kerjasama dari semua kalangan, baik masyarakat sekitar maupun pemerintah. Sehingga mampu memberikan hasil yang terbaik dengan menerapkan protokol kesehatan saat berkunjung ke tempat pariwisata.

Sebagaimana diketahui pariwisata memiliki tiga unsur utama yakni wisatawan, destinasi wisata dan pelaku usaha pariwisata. Unsur ini sangat berpengaruh satu dengan yang lainnya.

Wisatawan, sementara waktu harus melakukan social distancing yang mana membuat mereka tidak dapat bepergian. Namun dalam situasi seperti ini yang dapat dilakukan yaitu mengerjakan pekerjaan di rumah, olahraga ringan, mendekatkan diri ke agama dan keluarga.

Mengutip dari Kompas.com, Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar menegaskan pemerintah telah melonggarkan aktivitas masyarakat agar tetap dapat produktif pada masa pandemi di masa New Normal. Ia mengungkapkan, agar masyarakat dapat tetap produktif saat pandemi Covid-19, pihaknya bekerjasama dengan Kemenkes RI menyusun protokol kesehatan di 12 tempat dan fasilitas umum yang berkaitan dengan sektor pariwisata.

Para wisatawan akan dapat memilih wisata yang ingin dikunjungi, dengan menerapkan protokol kesehatan. Mereka tidak hanya memilih tempat wisata yang akan memberikan pengalaman menarik, tetapi juga memilih tujuan wisata yang bebas dari Covid-19 serta memiliki keamanan yang baik.

Destinasi dan pelaku usaha pariwisata, pendapatan tidak ada tetapi harus tetap dilakukan maintenance, membayar tagihan supplier dan fix cost lainnya seperti gaji karyawan, listrik, air. Dampak dari pandemi ini sangat jelas, saat ini Pemerintah Indonesia berusaha dalam mempersiapkan kembali berjalannya kehidupan masyarakat.

Dengan munculnya konsep New Normal di bidang pariwisata, memberikan sebuah kebebasan untuk membangun kepercayaan  wisatawan  agar bisa melakukan kegiatan wisata dengan aman dan nyaman. Melihat persiapan yang tengah dilakukan oleh pemerintah agar dapat kembali memulihkan sektor pariwisata, tampaknya ini merupakan strategi baru yang menjadi inovasi di bidang pariwisata.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com menyebutkan penurunan yang terjadi saat pandemi di sektor pariwisata, walaupun berdampak global sektor pariwisata juga terpuruk akibat sepinya wisatawan lokal maupun mancanegara banyak unit usaha di bidang pariwisata bangkrut dan pekerjanya kehilangan penghasilan. Data badan pusat statistik menunjukkan dampak disrupsi pandemi Covid-19 terhadap sektor nasional nasional.  Jumlah wisatawan asing turun 45 persen, dari 5 juta kunjungan pada periode Januari hingga April 2019, merosot menjadi hanya 2,8 juta kunjungan selama Januari hingga April 2020.

Penurunan juga tercatat untuk jumlah penerbangan. Jumlah penumpang domestik turun 27,8 persen pada periode Januari hingga April 2020 dibanding periode yang sama pada tahun 2019. 

Penurunan tajam terjadi pada penumpang penerbangan internasional, jumlahnya turun 42,8 persen pada periode Januari hingga April 2020 dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. Pukulan terhadap industri pariwisata  juga terbaca dari merosotnya tingkat hunian kamar hotel. 

Untuk tahap pemulihan, dilakukannya  mobilisasi percepatan di seluruh destinasi dengan koordinasi dari pusat dan lembaga untuk membuat kegiatan di daerah terpapar.

Sedangkan tahap penormalan peran pemerintah melakukan promosi besar-besaran dan lebih sebagai pemicu untuk aktivasi awal kegiatan kepariwisataan dengan tujuan kualitas destinasi dan devisa negara.

Fasilitas di tempat wisata pada saat pandemi tidak dipungkiri bahwa masih kurang memadai. Dengan berlakunya konsep New Normal, kebutuhan dasar pariwisata seperti fasilitas toilet umum yang bersih, aspek kebersihan, hingga keselamatan pariwisata akan ditingkatkan sehingga dapat menciptakan healthy traveling yang dapat membuat wisatawan nyaman.

Apabila destinasi kita bersih, rapi dan teratur, pasti jauh akan lebih menarik minat wisatawan. Menjadi nilai tambah dan sebuah kesempatan mendatangkan wisatawan.

Eksistensi wisata  lokal selama ini, masih kurang mendapat apresiasi dari masyarakat. Nah, saat pandemi seperti ini, diberbagai negara mulai memperketat wisatawan lintas negara dengan meningkatnya protokol kesehatan dan tidak menerima adanya wisatawan luar. Untuk itu akan memungkinkan membuat masyarakat untuk lebih melirik destinasi wisata domestik yang dimiliki Indonesia.

Jika dalam situasi saat ini mampu memiliki strategi-strategi baru untuk diterapkan, maka hal tersebut menjadi  nilai tambah yang dapat meningkatkan kunjungan masyarakat, untuk menarik minat mereka terhadap objek wisata yang ada di Indonesia.

Sebagai peningkat perekonomian Indonesia dari keterpurukan di masa pandemi ini, tentu saja sektor pariwisata harus segera bergerak untuk pulih dan mampu bersaing kembali dengan wisata-wisata di negara lainnya.

Proses pembukaan wisata alam secara bertahap, diharapkan akan menggerakkan perekonomian nasional yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Seiring berjalannya waktu, perubahan dan inovasi  terbaru di sektor wisata dalam masa pandemi, akan memberikan dampak yang positif, yang tentunya akan membuat kemajuan bagi bangsa Indonesia. (Fiq)

Penulis: Moh. Fiqih Aldy Maulidan

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.