Monumen Melati yang Seharum Namanya

Monumen Melati atau Monumen Kadet Suropati, landmark Kota Malang yang dibangun sebagai penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (Gambar diambil dari Instagram.com/dhennisputra)
DIORAMALANG.COM, 23 AGUSTUS 2020 – Monumen Kadet Suropati atau yang kerap disebut sebagai Monumen Melati adalah satu dari banyaknya landmark yang ada di Kota Malang. Monumen ini letaknya berada di Jalan Ijen Malang, tepat di depan Museum Brawijaya. Penyebutan Monumen Melati sendiri terinspirasi dari bentuk monumen yang memang menyerupai bunga melati.
Namun sayang, banyak yang tak tahu apa maksud dibalik berdirinya monumen berwarna emas ini. Pasalnya memang sedikit sekali sumber yang membahas tentang seluk beluk latar belakang pembangunan Monumen Kadet Suropati ini.
Melihat dari hasil riset Amikarsa, mahasiswa ITS, monumen sendiri merupakan bangunan yang punya nilai sejarah yang penting bagi suatu daerah atau negara. Karena monumen mampu menghadirkan ingatan atau kenangan yang merujuk pada sebuah peristiwa atau kejadian yang ada di sebuah tempat atau wilayah tertentu.
Monumen juga menggambarkan kondisi di masa lampau atau bisa juga berupa peniruan dari masa lampau, tujuan pendiriannya sendiri dilakukan untuk mempengaruhi publik di zaman sekarang dan mengaitkannya dengan sejarah. Kadang dalam perkembangan sejarah terdapat perubahan makna yang berkenaan dengan keberadaan sebuah monumen.

Monumen Melati (Gambar diambil dari Instagram.com/audri.siregar)
Tak heran apabila Monumen Kadet Suropati ini dibangun dan berdiri tepat di poros Kota Malang. Karena lewat Monumen Melati ini masyarakat dapat mengingat perjuangan perebutan Malang dari kekuasaan penjajah.
Menurut Ngalam.id, monumen ini merupakan bentuk penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI) di daerah. Selain itu juga sebagai wujud penghormatan untuk mengenang seluruh pendiri, tenaga pendidik dan senior-senior di TNI.
Bunga melati yang berwarna coklat keemasan adalah apresiasi atas terbentuknya Sekolah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sekolah TKR yang memiliki nama Sekolah Tentara Divisi VII Suropati tersebut terkenal dengan simbol bunga melatinya. Maka diambil lah bunga melati sebagai bentuk monumen atas kebanggaan terhadap TKR.
Sekolah Kadet Suropati ini kemudian dilebur ke dalam Military Academy di Kota Yogyakarta. Sebagian besar kadet yang berasal dari Sekolah Kadet Suropati akhirnya masuk ke dalam Kompi Z dan berguguran di berbagai daerah di sekitar Yogyakarta saat melakukan pertempuran melawan Belanda.
Institusi keamanan atau militer merupakan hal vital yang harus dipenuhi oleh sebuah negara. Maka dari itu, Indonesia kemudian membentuk sebuah badan perjuangan rakyat bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang PPKI ke III. Menilik dari jurnal karya Atno dan Nanda Julian, pembentukan BKR disambut positif dan rakyat Indonesia spontan membentuk organisasi atau laskar pendukung militer.
Kerja BKR berada di bawah naungan KNI daerah yang merupakan badan yang bertugas hanya untuk menjaga keamanan dan ketertiban di daerah masing-masing. Hingga pada 3 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat yang mayoritas merupakan eks-PETA dan KNIL.
Hingga pada 24 Januari 1946, presiden Republik Indonesia mengeluarkan dekrit tentang perubahan nama dari TKR menjadi TRI. Akhirnya pada tanggal 7 juni 1947 presiden kembali mengeluarkan keputusan yang berisi perubahan nama TRI menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia), sehingga semua laskar dan badan perjuangan secara serentak dimasukkan ke dalam TNI.

Monumen Melati di tengah Kota Malang (Gambar diambil dari web Horesurabaya.co.id)
Monumen dibangun dengan biaya yang cukup fantastis, yakni mencapai Rp 103 juta. Kemudian bangunan ini diresmikan pada tahun 17 Desember 1982, yang berarti kini umurnya telah mencapai 38 tahun. KASAD Jend. TNI Poniman adalah orang yang meresmikan bangunan ini.
Monumen Melati kian ciamik kala bersanding dengan tulisan Idjen Boulevard berwarna hijau cerah dengan huruf A yang merah dan khas. Monumen disangga dengan dua pilar yang menjulang setinggi 7 meter dengan taman dan kolam dibawahnya, menambah kesan tersendiri bagi masyarakat yang melihat. Usut punya usut, dua pilar ini merupakan pelambangan dari pada dua brigade.
Kemudian sisi puncaknya memiliki bentuk bunga melati dengan 11 kelopak yang terbuat dari perunggu, hal tersebut guna melambangkan kelahiran Sekolah Kadet Suropati. Sedangkan gambar Hongaarse Krul yang tersemat di pilar utama melambangkan badge yang digunakan siswa Sekolah Kadet Suropati.
Untuk itu, ayo Ker datang ke Monumen Kadet Suropati yang berada di Jalan Ijen. Lokasinya yang nyaman dijamin nggak akan bikin kamu bosan berlama-lama di tempat ini dan jangan lupa ketahui sejarahnya ya. (Rof)
Penulis: Rofidah Noor
Editor: Shofiyatul Izza W