Budaya Literasi Melalui Cerita Panji

Representasi Cerita Panji Melalui Seni Drama Tari (Gambar diambil dari web Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

DIORAMALANG.COM, 1 AGUSTUS 2020 – Halo Ker! Apakah kamu tahu bahwa Indonesia memiliki cerita sejarah yang meluas hingga ke manca negara? Nah kali ini Dioramalang akan mengulas tentang cerita sejarah yang kemudian bertransformasi menjadi seni budaya asli Malang. Cerita tersebut adalah cerita Panji. Memang saat ini banyak transformasi dari cerita Panji untuk disampaikan kepada masyarakat. Salah satunya adalah melalui pementasan seni budaya asli Malang yaitu Topeng Malangan.

Memiliki kaitan yang erat, Topeng Malangan merupakan sebuah wujud penggambaran dari cerita Panji agar lebih mudah diterima oleh masyarakat. Untuk menambah wawasan budaya kamu, simak ulasan berikut ya Ker!

Cerita Panji adalah cerita asli dari Indonesia yang merupakan cerita tradisional dari Jawa Timur. Mulanya, cerita Panji berkembang pada masa abad ke-12 Masehi yang mana saat itu merupakan masa Kerajaan Majapahit. Hal tersebut terbukti dari penyebaran cerita Panji yang berkembang di nusantara. Bahkan, cerita Panji sendiri juga sudah dikenal hingga ke manca negara seperti Malaysia, Kamboja, Thailand dan Myanmar.

Cerita Panji juga diyakini sebagai acuan akan peristiwa yang terjadi saat itu, penggambaran tokoh sejarah dan juga budaya yang ada saat itu. Banyaknya versi dari cerita Panji, membuat banyak seni budaya yang muncul untuk merepresentasikan cerita Panji kembali. Hal tersebut dikarenakan tidak ada teks asli yang menjelaskan secara spesifik tentang cerita Panji.

Hal tersebut juga disampaikan dalam Museumnasional.or.id, dimana tidak ditemukan naskah Panji dari masa Majapahit.  Naskah-naskah yang berisi cerita-cerita seperti Panji Asmorobangun, Panji Semirang, dan sebagainya ditulis ulang jauh sesudah masa periode Majapahit.

Sebelumnya, cerita Panji hanya berasal dari relief-relief yang ada di beberapa candi di nusantara. Maka dari itu, terdapat pengembangan cerita dengan berbagai versi namun tetap dengan inti cerita yang sama. Hanya sebagian kecil perbedaan cerita di setiap versinya.

Kini, transformasi cerita Panji disajikan lebih menarik dengan berbagai cara diantaranya melalui pertunjukkan seni tari, seni rupa, seni sastra dan bahkan campuran dari ketiganya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat mampu menerima dengan mudah dan lebih tertarik untuk menyimak cerita Panji. Tidak jarang transformasi tersebut diadopsi menjadi budaya asli.

Salah satu transformasi yang hingga kini masih menjadi budaya asli adalah Wayang Topeng Malangan dimana budaya tersebut merupakan budaya asli Malang. Berbicara mengenai wayang tentu tidak terlepas dari dalang. Fungsi dari dalang sendiri adalah sebagai pendukung agar cerita wayang terlihat lebih hidup.

Berdasarkan laporan dari Terakota.id, Wayang Topeng Malang menjadi identik dengan cerita Panji. Wayang topeng adalah sebuah pertunjukan seni drama dengan penonjolan pada aspek tari sebagai dasar penyajian dan sebagai salah satu aspek komunikasi  di samping vokal dalang. Oleh karena itu, wayang Topeng Malang memiliki keterkaitan yang erat dengan cerita Panji.

Uniknya, jika wayang tesebut dimainkan oleh dalang yang berbeda, maka cerita Panji yang dihadirkan juga memiliki perbedaan meskipun secara garis besar memiliki inti cerita yang sama. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor.

Pertama, kembali lagi kepada cerita Panji sendiri yang tidak memiliki teks asli dan spesifik sehingga membuat dalang melakukan improvisasi terhadap cerita Panji yang dibawakan. Kedua, cerita yang turun-temurun memungkinkan adanya perubahan sehingga menjadi pembeda dari tiap-tiap dalang,

Hal tersebut diperjelas oleh Fitrotu Hikmah dalam Jurnal Pusaka yang ditulisnya, dijelaskan bahwa Lakon dalam pertunjukan drama tari Topeng Malang dibawakan oleh dalang tanpa teks tertulis. Sang dalang mendapatkan cerita berdasarkan ingatan yang dia terima, lihat, dan resapi dari dalang sebelumnya, sehingga pertunjukan wayang topeng Malang bersifat turun temurun. Dalam pertunjukan Topeng Malang cerita Panji yang berbentuk lisan dimungkinkan banyak variasi yang dibawakan oleh dalang yang berasal dari satu induk cerita.

Meskipun banyak terjadi perbedaan, cerita Panji tetap memiliki nilai kehidupan yang masih bisa diterapkan hingga kini. Selain untuk sarana pembelajaran dan pemertahanan budaya, cerita Panji juga memiliki nilai harapan dalam kerukunan antar kehidupan manusia.

Berdasarkan pemaparan oleh Ida Bagus Manuaba dan kawan-kawan dalam Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya yang mereka tulis, menjelaskan bahwa meski cerita Panji lahir pada satu masa yang sangat lampau, namun universalitas nilainya sangat dirasakan masyarakat pembaca sampai saat ini.

Memang, cerita Panji merupakan cerita tradisional yang lama. Akan tetapi, kita sebagai anak muda sangat memerlukan nilai-nilai positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi jangan bosan dulu ya Ker dalam menyimak cerita Panji! (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana P

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.