Sendang Widodaren Wendit Petirtaan Kerajaan Majapahit

Sendang Widodaren Wendit Malang (Gambar diambil dari web Tripadvisor.com)

DIORAMALANG.COM, 27 JULI 2020 – Bicara tentang wisata alam yang ada di Malang memang nggak ada habisnya. Terlebih lagi dengan wisata pantai yang dimiliki Kabupaten Malang. Maka dari itu nggak ada salahnya bagi kamu untuk mengunjungi wisata alam situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang lokasinya ada di Kabupaten Malang. Namun sebelum itu ketahui dulu bagaimana sejarah lokal situs peninggalan ini dan juga mitos-mitos yang menyelimutinya.

Situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini disebut dengan Sendang Widodaren. Namanya memang jarang sekali didengar oleh masyarakat. Namun siapa kira jika Sendang Widodaren ini memiliki sejarah lokal yang cukup menarik bila dipelajari.

Dalam buku Seri Penelitian Sejarah karya Devan Firmansyah dan Febby Soesilo, sejarawan Inggris H. P. R. Finberg mendefinisikan pengertian sejarah lokal sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas pada lokalitas tertentu, jadi terbatas lingkup terutama dikaitkan dengan unsur wilayah.

Bahwa sebenarnya sejarah lokal cukup penting untuk dikaji karena tidak hanya akan memperkaya perbendaharaan dari sejarah Nasional saja, tetapi juga dapat memperdalam pengetahuan tentag dinamika sosio-kultural dari masyarakat.

Sendang Widodaren memiliki sejarah lokal yang sangat menarik untuk diketahui. Karena biasanya situs sejarah yang banyak ditemukan di Malang adalah peninggalan dari Kerajaan Singosari. Namun Sendang Widodaren merupakan situs patirtaan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Laporan dari Kaskus.co.id, konon air di Sendang Widodaren ini pertama kali digunakan oleh pendiri Kerajaan Majapahit, yaitu Raden Wijaya. Di sendang ini pula, Raden Wijaya sering menggunakannya sebagai tempat bercinta dengan para selirnya.

Awal mula penemuan sendang ini ketika Kerajaan Singosari mulai terpuruk. Raden Wijaya menerima petunjuk dari hasil bertapa untuk menemukan air yang memiliki kekuatan dahsyat untuk menaklukkan Singosari. Air tersebut berada di tempat hilangnya pelangi setelah turun hujan. Kemudian Raden Wijaya mengutus Mbah Kabul, yang makamnya kini berada di areal sendang, untuk mencari lokasi itu.

Singkat cerita, air tersebut berada di kawasan hutan yang kini menjadi tempat wisata air Wendit yang airnya dimanfaatkan untuk menghidupi masyarakat Kota dan Kabupaten Malang hingga kini.

Menurut Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono yang dikutip dari Liputan6.com mengatakan, kolam pemandian Wendit memiliki nama kuno Bureng sebagaimana yang disebut dalam Kitab Negarakertagama. “Bureng adalah suatu telaga yang indah dengan warna air kebiruan. Di dalamnya terdapat bangunan Candi Bermekala dan sederet rumah yang indah,” urai Dwi.

Sendang Widodaren yang Dipercaya Patirtan Suci (Gambar diambil dari web Superradio.id)

Menurut Mbah Sholeh, juru kunci Sendang Widodaren, hingga saat ini aura mistik Sendang Widodaren masih kental. Banyak pengunjung yang berharap mendapatkan berkah dari air di sendang ini, mulai dari kesembuhan, kesuburan anak, awet muda, dan lain-lain.

Tak heran, jika memasuki kawasan sendang ini kita akan merasa memasuki kawasan yang beraura mistik. Ditambah lagi dengan aura dupa dan bunga yang menambah suasana semakin sakral.

Berdasarkan informasi dari Liputan6.com, air di kolam pemandian Wendit ini diyakini berasal dari sumber mata air di Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Kawi. Wendit menjadi lokasi pertemuan air yang mengalir dari gunung itu. Karena itu, air Wendit dianggap suci oleh kelompok masyarakat tertentu, dan penuh berkah.

Lokasi Pemandian Wendit yang Berada Satu Komplek dengan Sendang Widodaren (Gambar diambil dari web Timesindonesia.co.id)

Jika sebelumnya sudah pernah mengunjungi atau pernah mendengar tentang wisata air Wendit atau pemandian Wendit, maka lokasi Sendang Wendit ini tidak jauh dari wisata air tersebut, masih satu komplek di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Di samping sendang kini telah disediakan tempat bersemedi bagi para pengunjung yang ingin melakukan ritual di sana. Ketika kamu memasuki kawasan sendang ini, hawa mistis yang masih kental akan terasa. Terlebih lagi didukung dengan aroma dupa dan bunga melati yang baunya akan menambah suasana semakin sakral.

Sendang Widodaren Wendit saat ini dapat dikatakan sebagai ekowisata alam yang berupaya untuk melestarikan alam dan budaya. Pada era saat ini ekowisata di Kabupaten Malang menjadi salah satu primadona yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Penjelasan tentang ekowisata juga diutarakan oleh Arfida Boedirachminarni dan Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto dalam jurnal penelitiannya, dijelaskan bahwa secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarkat setempat.

Sementara jika ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Ikut serta dalam melestarikan budaya adalah termasuk bagian dari kita untuk menjaga nilai keaslian sejarah. Jadi tidak ada salahnya untuk menjadikan Sendang Widodaren ini masuk dalam list destinasi wisata selanjutnya Ker, agar kamu lebih tahu tentang peninggalan-peninggalan Kerajaan di Kabupaten Malang. (Siw)

Penulis: Shofiyatul Izza W

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.