Arema, Bukan Sekedar Nama Tim Sepakbola Namun Juga Identitas Budaya

Para Aremania yang datang tidak hanya sekedar mendukung tim kesayangannya namun juga karena rasa persaudaraan (Gambar diambil dari web AntaraFoto.com)

DIORAMALANG.COM, 18 JULI 2020 – Halo Ker! Jika kalian mendengar kata Arema, tentu saja yang ada dibenak kalian adalah tentang tim sepak bola bukan? Nah kalian harus tau nih Ker kalau Arema kini tidak hanya menjadi sebuah nama tim sepak bola asal Malang, melainkan juga sudah menjadi budaya masyarakat Malang. Kini, nama Arema sudah melekat pada diri masyarakat Malang sebagai identitas budaya. Unik bukan? Kuy Ker cari tahu lebih jauh tentang budaya Arema.

Arema adalah akronim dari Arek Malang dimana nama tersebut telah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Timur. Pada mulanya, nama Arema populer melalui sebuah tim sepak bola Malang. Memiliki suporter yang loyal menjadikan sepak bola sebagai subkultur dimana para pendukung tim Arema memiliki solidaritas yang tinggi. Dari sikap loyal dan tingginya solidaritas tersebut, membuat nama Arema menjadi identitas bagi masyarakat Malang. Dari situlah timbul apa yang disebut dengan Arema Culture yang memiliki pengaruh di berbagai sektor kehidupan.

Pengaruh dari Arema Culture paling besar ada pada sektor kebudayaan dengan memberikan perubahan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Malang, khususnya bagi kaum muda. Menurut Faishal Hilmy Maulida dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa peran Arema yang memerikan wadah bagi para pendukungnya yang disebut Aremania sangat penting dalam perubahan pemuda Malang dimana Aremania sebagai kesatuan identitas yang mampu menghilangkan budaya primodialisme geng dalam masyarakat. Artinya, Arema bisa merubah budaya geng dalam pergaulan anak muda menjadi persatuan atas nama Arek Malang.

Pengaruh Arema Culture juga memberikan peran dalam mendukung sektor ekonomi melalui bisnis kuliner. Penggunaan nama Arema salah satunya seperti Bakso Arema, memberikan daya tarik sendiri bagi masyarakat sebagai makanan yang identik dengan Malang. Di lain sisi, penggunaan nama Arema juga terdapat pada sektor wisata seperti Kampung Biru Arema. Warna biru dari seluruh bangunan melambangkan klub sepakbola kebanggaan Malang yaitu Arema.

Selain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan bermasyarakat, Arema Culture juga memberikan dampak terhadap konstruksi sosial. Mulanya, hal tersebut diwujudkan oleh tim sepak bola Arema yang tidak terlepas dari loyalitas dan solidaritas para pendukungnya. Bahkan, Hutri Agustino menjelaskan dalam artkel ilmiah yang ditulisnya, bahwa pasang surut prestasi yang telah ditorehkan oleh tim Arema tetap memberikan konstruksi secara sosial bahwa Arema adalah jiwa. Artinya, kemenangan dan kekalahan tim sepak bola Arema tidak berdampak besar bagi para pendukungnya karena Arema bukan hanya sebuah tim melainkan sudah mendarah daging menjadi budaya bagi masyarakat Malang.

Salah satu timbulnya Arema Culture pada masyarakat Malang ditandai dengan jargon “Salam Satu Jiwa” sebagai salam pemersatu. Salam tersebut menjadi wujud akan tujuan persatuan yang menyatukan suku, etnis hingga kepercayaan yang berbeda. Pemaparan Harun Ahmad dan Yahmun dalam Jurnal Sosial Budaya yang mereka tulis, terdapat percakapan para tokoh Aremania yang menjelaskan bahwa para tokoh tersebut ingin semua golongan bisa bersatu disini karena para Aremania datang ke stadion tidak hanya menonton sepak bola tetapi lebih dari itu yakni membangun persatuan dan persaudaraan sebagai sebuah identitas bagi Arek Malang.

Tercermin dari pertandingan sepak bola ketika Arema bermain, pendukungnya tidak akan pernah sepi dan saling membaur satu sama lain. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dikarenakan Arema telah menjadi jiwa bagi para pendukungnya untuk menjunjung persatuan. “Arema telah menjelma menjadi ikon yang bisa menyatukan berbagai kalang. Di sektor budaya, Arema bahkan sudah tidak bisa dilepaskan dengan kekuatan kultural di Malang”, jelas Sudarmaji, Manajer Media Officer Arema Cronus yang dikutip dari media Universitas Muhammadiyah Malang.

Hingga kini, nama Arema tetap digunakan oleh klub kebanggaan asal Malang dan juga sekaligus menjadi suatu identitas budaya bagi masyarakat Malang. Memang, semua orang bahkan masyarakat luar Malang bisa menjadi Aremania. Namun, tidak semua orang bisa memahami Arema Culture sebagai identitas budaya. Hal tersebut dikarenakan Arema Culture merupakan sebuah kebiasaan yang timbul ditengah-tengah masyarakat yang meliputi tentang loyalitas dan solidaritas. Maka tidak heran ketika kita bertemu dengan masyarakat Malang yang menyebut dirinya Arema, sekalipun ia tidak suka sepakbola karena Arema kini bukan hanya sebatas tim sepakbola melainkan juga sebagai budaya yang melekat pada jiwa masyarakat Malang. Salam Satu Jiwa! (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana Poernomo

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.