Kampung Kayutangan: Berwisata Sambil Bernostalgia

Suasana Yang Kental Akan Nuansa Tempo Doeloe di Kampung Heritage Kayutangan (Gambar diambil dari web malangchannel.com)

DIORAMALANG.COM, 23 MEI 2020 – Halo Ker! Pernahkah kamu mendengar tentang Malang Tempo Doeloe? Jika belum pernah, pas banget nih buat kamu yang ingin mengetahui suasana Malang Tempo Doeloe. Salah satu tujuan wisata yang masih kental akan suasana ala tempo doeloe yaitu Kampung Heritage Kayutangan Malang. Di sini kamu akan melihat dan merasakan bagaimana Malang pada masa lalu, meskipun saat ini Malang sudah mengalami banyak perubahan. Untuk lebih jelasnya, kuy Ker simak tulisan ini.

Awal mula daerah ini disebut Kayutangan adalah karena dahulu terdapat pohon yang bentuknya sangat mirip dengan tangan manusia yang saat ini hanya sedikit keberadaannya. Dalam buku kerangka Belanda berjudul Kroniek der Stadsgemeente Malang 1914 – 1939, dijelaskan bahwa dulunya daerah Kayutangan merupakan salah satu pusat bisnis dan perdagangan pada masa Hindia – Belanda. Hingga saat ini, keberadaan daerah Kayutangan masih bisa ditemui di Kecamatan Klojen.

Di kampung ini terdapat beberapa bangunan yang hingga saat ini masih terjaga keaslian bentuknya. Mulai dari bangunan rumah dengan arsitektur kolonial Belanda, arsitektur bangunan Jawa, hingga arsitektur rumah dengan atap pelana atau yang biasa disebut  rumah jengki. Menilik informasi dari Liputan6.com, dijelaskan bahwa wilayah Kayutangan sudah ada sejak masa kerajaan kuno, lalu berkembang pada masa kolonial Belanda dan masih terus berkembang hingga saat ini.

Di depan rumah-rumah yang ada di Kayutangan ini, terdapat informasi tahun didirikannya bangunan dan siapa pemiliknya. Meskipun belum semua rumah, namun suasana akan masa lalu sangat kental dengan adanya bangunan dengan nuansa tempo doeloe.

Saat ini, Kampung Kayutangan menjadi jujukan yang wajib untuk dikunjungi para wisatawan yang datang ke Malang. Melalui sajian nuansa tempo doloe, menjadikan Kampung Kayutangan sebagai tujuan yang worth it untuk dijadikan spot foto yang menarik.

Tidak hanya jadi pilihan destinasi wisata saja, ditetapkannya Kampung Kayutangan sebagai Kampung Heritage membuat kampung ini berperan pada penyediaan edukasi yang berkaitan dengan sejarah.

Di sisi lain, tentu saja Kampung Heritage Kayutangan merupakan sebuah cagar budaya yang harus dilestarikan. Selain untuk menambah nilai pariwisata, kampung ini juga bisa menunjang perekonomian warga setempat dengan pemanfaatan tempat wisata untuk menarik pengunjung. Laporan Pipit Anggraeni kepada Malang Times, Astufah selaku pengelola Kampung Heritage Kayutangan menjelaskan bahwa rata-rata pengunjung berasal dari Malang Raya, Surabaya, Jakarta, Bali hingga wisatawan mancanegara seperti Belanda, Korea Selatan dan Swiss.

Luasnya jangkauan pengunjung kampung ini tentu saja bukan hanya karena identitasnya sebagai destinasi wisata, melainkan karena memiliki keunikan di dalamnya. Di sini, kamu tidak akan merasa hampa dan sepi karena terdapat warga setempat yang tetap beraktivitas sambil menemani wisata kamu Ker. Bahkan warga setempat mempersilakan para pengunjung untuk memasuki rumah mereka, baik untuk mendengar cerita tentang sejarah ataupun hanya sekedar berfoto.

Dikutip dari Kompasiana.com, salah satu pemilik rumah di Kampung Heritage Kayutangan, Esther, dengan santai mempersilakan para pengunjung untuk berfoto dirumahnya sambil bercerita bahwa dulunya rumah tersebut merupakan tempat pengobatan. Esther bahkan bercerita bahwa dulu ayahnya adalah seorang shinshe (tabib tradisional Cina). Selama berada di kampung ini, kamu nggak akan merasa bosan Ker karena sambutan yang ramah dari para pemilik rumah bisa membuat kalian betah untuk berwisata.

Meskipun memiliki nuansa kuno, namun Kampung Heritage Kayutangan masih eksis di era yang serba modern seperti saat ini. Hal tersebut dikarenakan karena kampung ini telah ditetapkan sebagai simbol Malang yang terkenal akan tempo doeloenya. Ditambah lagi tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata saja, melainkan juga sebagai sarana edukasi terutama tentang sejarah.

Di lain sisi, Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim dan kawan-kawannya dalam Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, menjelaskan bahwa Kampung Kayutangan memiliki peluang sebagai tempat wisata dan legitimasi untuk mencegah penggusuran oleh pemerintah demi kepentingan tata kota. Artinya, adanya Kampung Heritage Kayutangan tidak semata-mata hanya sebagai tujuan wisata melainkan juga memiliki urgensi untuk dikelola. Meskipun demikian, Walikota Malang mendukung adanya Kampung Heritage Kayutangan ini.

Dukungan yang diberikan oleh Walikota Malang, merupakan bentuk untuk membangun wisata Kampung Heritage lebih bagus dan lebih baik kedepannya. Berdasarkan laporan dari CNN Indonesia, pengembangan Kampung Heritage Kayutangan yang dilakukan oleh Walikota Malang adalah dengan pembangunan fisik dan penataan Kayutangan Heritage sebagai Ibu Kota Wisata Tempo Doeloe.

Pengembangan tersebut akan disinergikan dengan masyarakat setempat agar Kampung Heritage Kayutangan bisa dikenal lebih luas lagi. Tunggu apalagi Ker, kuy datang ke Kampung Heritage Kayutangan.

Penulis: Alvien Wardhana

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *