Mengintip Cita Rasa Lumpia yang Bikin Lidah Jatuh Cinta

Lumpia asli Malang yang memiliki khas cita rasa (Gambar diambil dari akun Facebook Lumpia Keraton pada 26 April 2020)

DIORAMALANG.COM, 28 APRIL 2020 – Bertekstur renyah dan gurih serta dengan isi yang menggugah selera. Gambaran itu tampak pada jajanan lumpia yang ada di Malang yaitu Lumpia Keraton. Meskipun bukan jajanan asli Malang dan bukan satu-satunya jajanan yang ada di Malang, namun Lumpia Keraton tetap diminati banyak kalangan masyarakat karena memiliki ciri khas tersendiri. Kira-kira apa kekhasan lumpia keraton dan bagaimana membangun ciri khas tersebut? Yuk, kita cari tahu.

Memang, jajanan lumpia sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Salah satu penjual jajanan lumpia yang terkenal yaitu Lumpia Keraton yang beralamat di Jalan Kalijogo no.89, Desa Pandanlandung, dimana tempat tersebut digunakan sebagai rumah produksi. Lumpia Keraton memiliki kepanjangan ‘Lumpia dengan Kenikmatan Rasa yang Maton’.

Maton merupakan bahasa Jawa yang dalam KBBI memiliki arti dapat dipercaya. Oleh karena itu, Lumpia Keraton merupakan jajanan yang dapat dipercaya akan tingkat kebersihannya. Tidak hanya itu, harga yang terjangkau juga menjadikan Lumpia Keraton pilihan dalam menikmati jajanan tradisional.

Meskipun termasuk jajanan tradisional, Lumpia Keraton masih eksis hingga saat ini karena memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut dijaga hingga kini untuk mempertahankan cita rasa dan tetap memenuhi selera masyarakat akan jajanan tradisional.

“Ya yang masih kami pertahankan sejak awal buka 2014 itu dari kulit lumpianya, rebungnya meskipun dingin tapi masih tetap renyah gurih, taochonya juga mantul. Yang membedakan dengan lumpia lainnya itu kulitnya yang nampak beda dan rasa rebungnya,” jelas Ita Andriani, pemilik Lumpia Keraton.

Kelezatan Lumpia Keraton yang diminati banyak masyarakat terbukti lewat penilaian dari para pembeli. Tidak sedikit pembeli yang rela kembali lagi hanya untuk membeli lumpia. Meskipun banyak penjual lumpia lainnya, namun Lumpia Keraton seakan-akan sudah mendapatkan tempat di hati para penikmatnya.

Sajian yang sama pun pada Lumpia Keraton dan lumpia-lumpia lainnya menjadi hal yang tidak perlu dipertimbangkan bagi para pembeli. Hal tersebut dikarenakan Lumpia Keraton memiliki sensasi rasa tersendiri untuk menggoyang lidah. Salah satu pembeli asli Malang yaitu Anis, mengungkapkan bahwa telah beberapa kali membeli Lumpia Keraton ketika berada di Car Free Day. Alasan ia membeli Lumpia Keraton adalah karena rasa dari isi yang enak dan rebung yang gurih membuat Lumpia Keraton menjadi jajanan yang mantap.

Dengan mempertahankan rasa yang original dan disajikan secara hangat, Lumpia Keraton mampu menemani para masyarakat untuk menyambut pagi pada Car Free Day dan menghiasi kuliner Malang pada malam hari di Malang Night Market.

Tentu saja, Lumpia Keraton memiliki cara untuk mempertahankan cita rasa yang khas hingga saat ini. Menurut Muhammad Rifai dan kawan kawan dalam jurnal Bisnis Perspektif, mereka menjelaskan bahwa faktor penghambat pengembangan bisnis UMKM seperti lumpia diantaranya adalah diproduksi secara tidak higienis, tidak tahan lama dan penjualan dalam ruang lingkup terbatas. Oleh karena itu, Ita Andriani selaku pemilik Lumpia Keraton mengungkapkan bahwa memang tidak ada teknik khusus dalam pembuatan lumpia hanya saja harus selalu higienis dengan menjaga kebersihan.

Meskipun sajian lumpia sudah dingin, namun tekstur renyah dan gurih masih bisa dirasakan oleh para pembeli. Pemasaran dari Lumpia Keraton juga terbilang strategis karena memasarkan jajanan tradisional di tempat-tempat yang ramai dengan suasana yang pas yaitu pagi hari dan malam hari. Tidak heran jika jajanan Lumpia Keraton ini masih sangat diminati oleh banyak masyarakat.

Rencana kedepan yang disusun Lumpia Keraton kini adalah dengan membuka lahan di tengah kota untuk memasarkan Lumpia Keraton lebih luas lagi. Tidak hanya itu, untuk memperbaiki produk dan pemasaran, Lumpia Keraton akan selalu membuka kritik dan saran yang membangun untuk bisa memperbaiki kekurangan yang ada. Tunggu apalagi Ker? Kuy cobain jajanan tradisional ini. (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana Poernomo

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.