Putu Lanang Sang Legendaris Kuliner Malang

Jajanan Tradisional Puthu yang Legendaris di Malang (Foto: Alvien Wardhana)
DIORAMALANG.COM, 9 APRIL 2020 – Halo Ker! Siapa nih yang masih suka dengan jajanan tradisional dan jajanan manis-manis? Nah, kali ini Dioramalang bakal kasih rekomendasi destinasi wisata kuliner yang wajib kalian kunjungi ketika berada di Kota Malang. Tetapi sebelumnya mari kita bicara sebentar mengenai jajanan tradisional. Saat ini jajanan tradisional penggemarnya mulai menurun, tentu saja hal tersebut dibarengi dengan perkembangan pada bidang kuliner. Namun saat ini penjual jajanan tradisional juga tidak habis akal untuk tetap mempertahankan rasa dan kualitas khas dari jajanan tradisional. Jika kedua hal tersebut masih dipertahankan oleh penjual, tentu saja pelanggan akan tetap setia dengan jajanan tersebut. Oleh karena itu jajanan yang sudah terkenal sejak lama selalu memilki ciri khas dengan sebutan “legendaris”.
Tentu saja pada setiap jajanan tradisional selalu memiliki cita rasa khas yang mudah diingat oleh pelanggan. Sejauh apapun jarak yang ditempuh untuk menikmati jajanan tradisional tersebut pasti akan tetap ditempuh oleh pelanggan. Rasa untuk ingin kembali mencicipi jajanan tersebut akan selalu ada, karena adanya cita rasa yang khas.
Bahkan setiap orang yang saat ini masih mengkonsumsi jajanan tradisional terkadang mereka akan mengingat hal yang pernah terjadi. Mengingat akan hal atau kenangan pada zaman dahulu yang pernah mereka alami. Tetapi saat ini jajanan tradisional legendaris jarang sekali digemari oleh kaum muda.
Kali ini Dioramalang akan memperkenalkan jajanan tradisional legendaris yang ada di Kota Malang yaitu Puthu Lanang. Sekilas memang jajanan putu terlihat seperti jajanan biasa, tetapi jajanan ini selalu ramai diburu oleh pelanggan dari berbagai daerah. Pada awalnya usaha Puthu Lanang didirikan pada tahun 1935 yang dirintis oleh Soepijah yang berlokasikan di Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Malang.
Sejak dulu Puthu Lanang berada di lokasi tersebut yang terletak berada di depan gang buntu. Mulanya pada tahun 1935 nama dari Puthu lanang adalah Puthu Lanang Celaket karena dulu keberadaannya yang berada di Jalan Celaket yang saat ini menjadi Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Setelah pendiri Puthu Lanang meninggal, kemudian saat ini dilanjutkan oleh putranya yaitu Siswoyo. Masih dengan rasa putu yang khas dan tidak berubah, pelanggan di Puthu Lanang setiap harinya selalu ramai. Bahkan pembeli Puthu Lanang tidak hanya dari Kota Malang saja, namun juga berasal dari luar kota.
Setiap harinya selalu ada saja pengunjung dari berbagai daerah yang datang ke Puthu Lanang. Bukan hanya putu saja, menu yang tersedia di Puthu Lanang beragam ada cenil, lupis, dan klepon. Cita rasa yang bertahan sejak tahun 1935 membuat pelanggan selalu ingin kembali untuk menikmati Puthu Lanang.
Buat kalian yang ingin mencoba lezatnya Puthu Lanang alangkah baiknya jika datang lebih awal, karena Puthu Lanang hanya buka mulai pukul 5 sore hingga 9 malam. Bahkan jika musim liburan tiba, Puthu Lanang akan tutup lebih awal dikarenakan sudah habis. Di sana kalian akan dibuat heran dengan antrean yang cukup panjang hingga menutupi gang. Soal harga tentu saja sangat ramah sekali, hanya dengan Rp 10 ribu kalian akan menikmati lezatnya jajanan Puthu Lanang dengan menu campur.
So tunggu apalagi? Belum ke Malang rasanya kalau belum ke Puthu Lanang. Jadikan Puthu Lanang sebagai list destinasi wisata kuliner selanjutnya. Dijamin kalian yang sudah pernah ke sini, pasti rasanya ingin kembali lagi menikmati legitnya putu lanang. (Siw)

Penulis: Shofiyatul Izza Wahyuni
Editor: Rofidah Noor
Wah kayanya enak nih putunya 😍
Hai kak terima kasih atas feedbacknya, kuy jajan lagi ke Putu Lanang
Putunya sih enak, ngantrinya yang ga enak 😀
Hai kak terima kasih atas feedbacknya, tenang aja capek saat antri akan hilang ketika sudah merasakan nikmatnya jajanan putu di Putu Lanang