Masih Berdiri Tegak, Berikut Tiga Tempat Penginapan di Masa Penjajahan

Hotel Tugas sebagai Hotel Haritage di Malang (Gambar diambil dari blog Reviewwisata.com)
DIORAMALANG.COM, 2 OKTOBER 2020 – Sebagai negara yang telah lama dijajah oleh Belanda, kamu tentunya sudah sering mendengar tentang berbagai bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Ada beberapa diantaranya yang sampai dijadikan cagar budaya. Hal ini berlaku juga untuk bangunan yang ada di pulau jawa mulai dari kantor pemerintahan hingga tempat penginapan seperti hotel.
Namun tahukah kamu? Di Jawa Timur khususnya di Kota Malang terdapat beberapa hotel bersejarah peninggalan zaman kolonial Belanda yang lawas, tetapi masih berdiri dan beroperasi sampai saat ini lo Ker. Dengan gaya bangunan berarsitektur klasik, membuat hotel-hotel tersebut tak lekang dimakan usia.
Jika kamu bosan menginap di hotel dengan desain minimalis dan modern seperti sekarang, kamu bisa mencoba sensasi menginap di hotel bersejarah di Kota Malang berikut ini. Yuk disimak Ker!
1. Splendid Inn

Bangunan Hotel Splendid pada tahun 1924 (Gambar diambil dari web Memorisejarahkotamalang.wordpress.com)
Hotel Splendid Inn adalah penginapan yang cukup melegenda. Hotel ini bahkan digadang-gadang sebagai Hotel tertua yang ada di Kota Malang. Hotel Splendid Inn berlokasi di Alun-alun Tugu, tepatnya di Jalan Majapahit No. 2-4 samping Balai Kota Malang.
Pemilik hotel ini adalah CC Mulie, dan awal mula hotel ini dibangun yakni pada tahun 1923. Nama tersebut tercantum pada bangunan di depannya, Wisma Tumapel. Namun kini hak paten tersebut sudah diambil alih setelah Belanda tak lagi memiliki kekuasaan di negara kita.
Tepat pada tahun 1973, seorang yang bekerja sebagai ahli pabrikasi gula pertama bernama Soemarjono membeli bangunan tersebut yang saat itu hanya sebuah rumah biasa. Ia kemudian membangun hotel Splendid Inn yang sampai saat ini berdiri. Hingga kini Splendid Inn masih menjadi tempat penginapan yang populer karena lokasinya yang strategis di pusat Kota Malang.
Jika dilihat dari segi arsitekturnya, Hotel Splendid memiliki bangunan bergaya tempo dulu dengan semua perlengkapan barang mulai dari perabotan hingga aksesoris yang masih terawat sejak dulu. Hal tersebut guna untuk menjaga nilai autentik bangunan itu.

Potret Hotel Splendid Saat Ini (Gambar diambil dari web Travelingyuk.com)
Merujuk pada laporan dari Ngalam.co, Splendid Inn mempunyai 40 buah kamar. Keunikan hotel ini terletak pada arsitektur bangunannya yang memakai gaya Nieuwe Bouwen (berbentuk kubus dan beratap lurus). Hotel ini dibangun atas kerja keras Kantor Arsitek Smits Kooper (yang berkantor di daerah Lowokwaru). Arsiteknya terpengaruh oleh gaya arsitektur modern yang mulai meninggalkan bentuk atap lancip seperti di era sebelumnya.
2. Riche Hotel

Riche Hotel yang juga sebagai Hotel Heritage di Malang (Gambar diambil dari web Malangtimes.com)
Selanjutnya ada Riche Hotel, penginapan ini beralamat di Jalan Basuki Rahmat No. 1, Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Lokasinya tepat berdampingan dengan Toko Oen yang merupakan toko es krim legendaris yang ada di Kota Malang.
Hotel ini berdiri pada tahun 1933, hotel ini menjadi salah satu penginapan tertua di Malang dengan keaslian bangunannya yang tetap terjaga. Hal ini jelas berbeda dengan Hotel Palace yang seringkali berubah fungsi sebelum bertahan menjadi Hotel Pelangi hingga saat ini.
Masih sedikit informasi yang dapat ditemukan tentang hotel ini di masa kejayaannya. Singkat cerita, hotel ini akhirnya dibeli oleh seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Oey Pek Hong pada tahun 1975. Pengusaha tersebut memiliki nama lengkap Prof. Dr. Juwana Hardjawijaja, pada saat itu dia menjabat sebagai jaksa tinggi di Kota Malang.
Sama halnya dengan Splendid Inn, Hotel Riche tetap menjaga keindahan dan nilai autentik bangunannya. Sampai sekarang sebagian besar bangunan dan aksesori yang ada di Hotel tersebut masih asli. Apalagi daun pintu dan keramiknya yang masih sangat klasik.
3. Hotel Tugu

Suasana Heritage pada Hotel Tugu Malang (Gambar diambil dari web Lifestyle.okezone.com)
Terakhir adalah Hotel Tugu. Sama halnya dengan hotel sebelumnya, penginapan yang satu ini sampai sekarang tetap mempertahankan keasliannya. Hotel ini lokasinya ada di Jalan Tugu No.3, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang.
Walaupun terus dilakukan revitalisasi dan perawatan, tetapi nyatanya tidak menghilangkan bentuk asli dari hotel tersebut. Cukup banyak wisatawan lokal maupun asing yang tertarik untuk menginap ataupun sekadar mencicipi makanan disana. Selain menjadi penginapan, hotel ini juga seperti museum.
Mengapa demikian? Karena penginapan ini memiliki berbagai barang antik yang dipajang dengan baik dengan menyimpan kisah klasik. Dikutip dari Travel.kompas.com, ada sekitar tujuh ruangan yang menampilkan barang-barang tersebut. Seperti Ruang Soekarno Ruang Baba, Ruang Raja, Bangsal Merah, dan Tirta Gangga.
Setiap ruangan tersebut diisi oleh koleksi barang antik dari pendiri Tugu Group, Anhar Sejadibrata. Beliau merupakan kerabat dekat dari Oey Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang. Kekayaan yang melimpah, membuat dirinya sempat dinobatkan sebagai orang terkaya di Asia Tenggara, sehingga banyak koleksi dari Hotel yang merupakan benda warisan keluarga Oey yang bernuasana peranakan, China-Jawa.

Salah Satu Ruangan yang Menyimpan Lukisan yang Terkenal Disana dan Koleksi Barang Lain Peninggalan di Hotel Tugu (Gambar diambil dari web Tripadvisor.com)
Namun ada satu lukisan peninggalan yang terkenal di Hotel tersebut, yaitu lukisan seorang wanita berambut panjang. Lukisan tersebut dipajang di sebuah ruangan klasik yang dinamai The Raja Room. Sosok wanita dalam lukisan tersebut bernama Oei Hui Lan, dia merupakan putri dari Oey Tiong Ham.
Tujuan lukisan itu diletakkan di Hotel Tugu Malang yaitu untuk mengenang sejarah keluarga sang ‘Raja Gula’. Tersedia sebuah ruangan khusus yang tidak hanya menampilkan lukisan Oei Hui Lan, namun juga furnitur antic dari China yang langka dari zaman Dinasti Han dan Qing.
Dalam Karya Ilmiah yang ditulis oleh Antonius Ardiyanto, ia menjelaskan bahwa menjadi perlindungan dari semua kegiatan pelestarian merupakan konservasi, yaitu semua kegiatan pemeliharaan suatu tempat guna mempertahankan nilai kulturnya.
Seperti bangunan bangunan hotel kolonial yang ada di Malang yang mana mencakup setiap kegiatan pemeliharaan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Dalam pestarian bangunan kolonial bersejarah merupakan kegiatan pelestarian cagar budaya, dan hasilnya dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat maupun pemerintah daerah. Pelestarian bangunan kolonial ini sebagai bagian yang diperlukan untuk memberikan perlindungan terhadap kawasan bersejarah di Kota Malang.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Udjianto Pawitro, dijelaskan bahwa konservasi kawasan kota merupakan sebuah kebutuhan dan tuntutan yang ada akibat perkembangan kehidupan dari warga kotanya.
Maka upaya-upaya yang menyangkut kegiatan konservasi kawasan kota seperti di Malang yang cukup banyak memiliki hotel dengan katergori bangunan kolonial ini dapat menjadi sebiah perhatian utama pemerintah daerah, terutama dengan adanya pelestarian akan bangunan-bangunan bersejarah.
Pada kota-kota besar seperti Kota Malang yang memiliki sejarah perkembangan kota yang cukup panjang, pihak Pemerintah Kota telah berupaya merintis dan melakukan upaya-upaya kegiatan konservasi kawasan kota yang dianggap memiliki nilai sejarah dan nilai arsitektural.
Dengan itu tujuan utama dari kegiatan konservasi bangunan dan kawasan bersejarah adalah untuk mengingat masa lalu baik dalam pelestarian aspek nilai-nilai budaya, nilai arsitektural pada karya arsitektur serta maampu meningkatkan nilai pendidikan atau edukasi bagi generasi mendatang.
Gimana Ker kisah dari hotel-hotel diatas, unik bukan? Buat kamu yang penasaran dengan hotel di atas, segera atur jadwalmu ke Kota Malang dan nikmati suasana klasik menginap di hotel yang ada sejak zaman kolonial Belanda di Bumi Arema ini ya! (Fiq)
Penulis: Moh. Fiqih Aldy Maulidan
Editor: Rofidah Noor