Stasiun Kota Lama, Stasiun Tertua di Kota Malang

Stasiun Malang Kota Lama (Gambar diambil dari web Redigest.web.id)
DIORAMALANG.COM, 29 SEPTEMBER 2020 – Di Kota Malang ada satu stasiun kereta api yang umurnya sudah lebih dari satu abad. Stasiun ini sudah berdiri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia yakni pada tahun 1878 dan tetap beroperasi hingga saat ini. Kerennya lagi, stasiun ini disebut-sebut menjadi stasiun kereta api paling tua yang ada di Indonesia lo Ker! Namanya adalah “Stasiun Malang Kota Lama”.
Stasiun Malang Kota Lama merupakan stasiun peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1878 dan diresmikan pada tahun 1879 oleh Staatsspoorwege (SS). Staatsspoorwege sendiri adalah nama sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda yang kala itu berpusat di kota Bandung.
Dalam jurnal penelitian karya Ratnawati dijelaskan bahwa sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dari pembangunan rel pertama Semarang-Tanggung pada tanggal 17 juni 1864 desa Kemijen Semarang. Pembangunan rel pertama kareta api di Indonesia, sebagian besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta. Akan tetapi pemerintah juga membangun kereta api dengan jalur Surabaya-Pasuruan-Malang pada tahun 1879.
Pelaksanaan pembangunan jaringan jalan kereta api ini sebagian besar dilakukan dengan beban mewajibkan penduduk setempat untuk melakukan pekerjaan rodi. Pembangunan itu berjalan dengan pesat tetapi dilain pihak terasa berat, bahkan sistem liberal yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia-Belanda ini dirasakan oleh penduduk lebih berat dari masa sebelumnya. Penutupan biaya pembangunan jaringan jalan kereta api sebagian besar diambil dari penarikan pajak terutama dari perkebunan-perkebunan, perusahaan, dan melalui pinjaman.
Namun dengan adanya nam Kota Lama menjadi pembeda tersendiri. Dikutip dari Okezone.com, penggunaan nama “Kota Lama” di belakang kata “Stasiun Malang” dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang yang dibangun belakangan pada tahun 1941 oleh J. Van Der Eb. Selain itu penamaan “Kota Lama” juga disengaja karena usia bangunannya yang sangat tua.
Stasiun yang didominasi penumpang jarak dekat ini dinyatakan sebagai satu diantara tujuh stasiun kereta tertua yang ada di Indonesia yakni diantaranya ada Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Manggarai, Stasiun Depok Lama, Stasiun Bogor, Stasiun Semarang, Stasiun Cirebon, dan Stasiun Malang Kota Lama.
Penjelasan dalam Heritage.kai.id, stasiun yang berada pada ketinggian kira-kira 429 meter dari permukaan laut ini, berada di daerah Operasi VIII Surabaya dan menjadi stasiun kereta api paling selatan di Kota Malang.
Stasiun yang usianya lebih dari seabad ini terletak di Jalan Kolonel Soegiono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Lokasi tepatnya berada di belakang The Balava Hotel, yang berseberangan dengan Rumah Sakit (RS) Panti Nirmala.

Stasiun Malang Kota Lama sebelum seperti saat ini. (Gambar diambil dariweb Nasional.okezone.com)
Sebagai kota yang asri dan berhawa sejuk, Kota Malang menjadi kota favorit orang-orang Eropa pada zaman kolonial. Pada tahun 1876 mereka berbondong-bondong datang ke Malang untuk berkunjung, tinggal dan mentap, serta melakukan kegiatan industri.
Pada zaman kolonial, Kota Malang tidak terlihat seperti yang kita ketahui hari ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Handinoto, ia menyatakan bahwa Kota Malang merupakan kota kolonial di daerah Jawa yang termasuk ke dalam kategori Kota Pedalaman.
Letak geografisnya yang cukup tinggi dan wilayahnya yang didominasi oleh perkebunan membuat Kota Malang jadi kota yang strategis dan tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan ini lah yang kemudian membawa Malang menjadi kota kedua yang terbesar di Jawa Timur.
Laporan Tony Firman kepada Tirto.id, menjelaskan jika Handinoto menyatakan bahwa rel kereta api SS yang sejajar dengan jalan masuk ke Malang dan berakhir di Stasiun Malang Kota Lama sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan Kota Malang.
Sebelum menjadi stasiun kereta api seperti saat ini, Stasiun Malang Kota Lama dulunya lebih sering digunakan untuk perjalanan dua wilayah yakni Surabaya-Malang dan Malang ke daerah selatan hingga pedalaman Blitar.
Kala itu banyak komoditas perkebunan dari pedalaman Malang dan Blitar sekitarnya seperti tebu, kopi dan tembakau yang di distribusikan melalui kereta pada Stasiun Malang Kota Lama, muatan ini kemudian dibawa ke pelabuhan Surabaya untuk selanjutnya di ekspor melalui kapal-kapal.

Stasiun Malang Kota Lama dengan desain yang orisinal (Gambar diambil dari web Beritadaerah.co.id)
Meskipun penumpang kereta api Stasiun Malang Kota Lama tidak sepadat Stasiun Malang Kota Baru, akan tetapi stasiun ini tetap menjadi kebanggaan masyarakat Kota Malang.
Informasi dari Kereta-api.info, secara tampilan, bangunan emplasemen Stasiun Kota Lama yang menempel di belakang pintu masuk tergolong sederhana namun unik dengan struktur kayu dan atap pelana. Pada puncak atap, terdapat vestibule yang berfungsi sebagai “pintu masuk” cahaya matahari. Detail konstruksi kayu pada pertemuan antara kuda-kuda, kolom dan balok horizontal terlihat sangat kokoh. Banyak bagian yang batangnya terdiri dari batang ganda yang berfungsi sebagai batang tarik.
Setiap sambungan diikat dengan pelat baja yang dibaut. Sementara, kusen dan daun pintu terbuat dari kayu yang diprofil dan berbentuk lengkung pada bagian atas. Tampilannya yang tua dan orisinal, serta ornamen arsitektur bangunan peninggalan kolonial Belanda meninggalkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya.
Jika sedang berkunjung ke Kota Malang, nggak ada salahnya untuk datang dan melihat secara langsung Stasiun Malang Kota Lama yang berumur tua ini. Namun jangan lupa ya Ker untuk mengambil foto karena tempatnya yang keren dan bersejarah, jangan sampai ketinggalan! (Rof)
Penulis: Rofidah Noor
Editor: Shofiyatul Izza W