Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Tematik yang Estetik

Kampung Jodipan Sebagai Salah Satu Kampung Tematik yang Berhasil Memberikan Dampak kepada Masyarakat Setempat (Gambar diambil dari web Baraoutdoor.com)
DIORAMALANG.COM, 4 SEPTEMBER 2020 – Kampung tematik akan membuat mata melirik dan wisatawan menjadi tertarik, namun disisi lain memerlukan kerjasama yang apik serta menciptakan pemberdayaan masyarakat dengan sistematik. Berdasarkan dari hasil Riset dari Anak Agung Istri I dkk, menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat pada lapisan masyarakat dengan kondisi yang sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Sedangkan pemberdayaan masyarakat sendiri memerlukan proses cukup panjang, pengertian pemberdayaan sebagai suatu ”proses” menunjuk pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis dan sistematis yang mencerminkan tahapan untuk mengubah pihak yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan (Sulistiyani, 2004:77).
Kota Malang mampu menciptakan kawasan yang dulunya terbilang kumuh menjadi kawasan yang masyarakatnya diberdayakan karena adanya kampung tematik. Pembangunan kampung tematik tidak hanya akan membuat perkembangan dan pertumbuhan secara ekonomi pada sebuah kawasan atau daerah. Namun, awalnya permukiman kumuh di Kota Malang ini dibangun dan di tata agar menjadi sebuah kawasan Kampung Tematik.
Permukiman kumuh adalah tempat tinggal yang tidak baik untuk dihuni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat (Peraturan Pemerintah, 2016).
Permukiman ini secara umum mempunyai kondisi sosial ekonomi rendah, dan prasarana lingkungan tidak ada atau tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan. Dengan adanya permukiman kumuh, juga memberikan citra buruk yaitu ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan kebutuhan hidup dan penghidupan masyarakatnya.
Untuk itu Pemerintah Kota Malang memberikan sebuah solusi dengan pembangunan Kampung Tematik seperti pembangunan kampung wisata dintaranya Kampung Wisata Jodipan (KWJ), Kampung Tridi di Purwantoro, maupun Kampung Putih di Kelurahan Klojen.
Pada awalnya bermula di kawasan kumuh yang berada di bantaran sungai yang ada di Kota Malang, hal tersebutlah yang menjadi faktor kampung tematik dibangun di kota tersebut. Kampung kumuh pertama yang diubah menjadi kampung tematik adalah Kampung Warna-Warni di Kelurahan Jodipan. Kampung ini berada di wilayah Kelurahan Jodipan Malang dan telah diubah menjadi Kampung Warna-Warni.
Dahulu kawasan ini merupakan sebuah kampung kumuh yang sangat padat penduduk. Saat ini di Kota Malang sendiri terdapat berbagai macam kampung tematik dan hal ini berawal dari sebuah proyek mahasiswa untuk mengubah wajah sebuah kampung kumuh di pinggiran sungai Kota Malang.
Adapun kampung tematik lainnya seperti yang dilansir di Kompas.com, Kampung Tridi di resmikan pada 4 September 2016, bermula dari tugas mata kuliah beberapa mahasiswa UMM menggandeng CSR pabrik cat yaitu PT. Indana Paint untuk menyediakan cat dan perkumpulan warga untuk menggarap proyek itu. Kampung yang dulunya tak layak huni, sekarang menjadi tempat bagi wisatawan yang berdatangan. Tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga wisatawan mancanegara.
Sedangkan untuk kesiapan Kampung Jodipan sebagai destinasi wisata baru di Kota Malang terlihat dengan hadirnya jembatan kaca. Dimana Jembatan kaca ini menghubungkan Kampung Tridi di sebelah utara sungai brantas dan Kampung Warna-Warni di sebelah selatan sungai.
Keadaan kampung yang dulunya kumuh lalu berubah menjadi sebuah kampung tematik dapat menjadi terobosan baru dalam mengatasi permasalahan yang ada di kampung-kampung kumuh yang mana dalam hal ini, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kecil. Dalam Jurnal yang ditulis oleh Taufik Akbar dan Faqih Akbar, dipaparkan sebuah data terserapnya pengangguran dengan berubahnya kampung kumuh menjadi kampung tematik.
Hal ini tentu memberikan dampak yang cukup baik bagi Kota Malang itu sendiri, mengingat angka pengangguran Kota Malang sangatlah tinggi, bahkan pada tahun 2015 lalu sempat menempati kota dengan angka pengangguran tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Kota Kediri.
Pada mulanya seperti yang disampaikan diatas kampung tematik yang ada di Kota Malang berawal dari proyek mahasiswa yang diaplikasikan di salah satu kampung yang ada di wilayah Kelurahan Jodipan.
Masyarakat di kampung tematik juga diberdayakan dalam membuat kerajinan untuk cinderamata yang nantinya dijual kepada wisatawan yang berkunjung. Dari hal inilah yang menimbulkan keinginan warga kampung sekitar yang lain untuk ikut menjadikan kampungnya menjadi kampung tematik.
Berangkat dari sebuah pembangunan kampung tematik di Kota Malang dan berhasil berkembang sehingga menimbulkan dampak pada peningkatan perekonomian masyarakat yang ada di wilayah perkampungan tematik yang ada di Kota Malang itu sendiri.
Berbeda dengan perkampungan tematik yang ada di Jodipan, perkampungan-perkampungan lain selain yang ada di Jodipan dimulai dari inisiatif dan keinginan masyarakat itu sendiri tanpa adanya bantuan dari pihak manapun termasuk pemerintah. Sehingga seluruh perekonomian yang berputar di wilayah kampung-kampung tematik tersebut berasal dari masyarakat dan kembali dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Melihat lebih jauh mengenai naiknya angka perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang menghuni kampung-kampung tematik yang ada di Kota Malang, dapat dilihat melalui berkembangnya perekonomian mikro masyarakat tematik Kota Malang.
Sehingga melalui wisata kampung tematik ini diharapkan mampu memberikan peluang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat. Adanya edukasi wisata kampung tematik yang memberikan banyak pembelajaran bagi para pengunjung untuk terus berkreasi dalam berkarya.
Semoga nantinya kampung tematik juga dapat hadir di seluruh Indonesia dan membantu perekonomian masyarakat, dari rumah atau kawasan yang tak layak huni menjadi sebuah wisata yang menghadirkan ikonik di kampung tematik yang bisa memberdayakan masyarakat dengan sistematik.
Pemerintah tentu juga bisa terus memperbaiki dan belajar untuk memperbaiki kawasan yang lebih baik. Disisi lain, kampung tematik tidak hanya menampilkan keindahannya saja tetapi penduduk asli kampung tersebut mendapat keuntungan dari hasil kunjungan wisatawan serta dapat memberdayakan kampung mereka sendiri agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. (Fiq)
Penulis: Moh. Fiqih Aldy Maulidan
Editor: Rofidah Noor