Bangunan Bersejarah yang Tak Pernah Menyerah

Potret Pabrik Gula Krebet di Masa Lalu (Gambar diambil dari web Ngalam.co)

DIORAMALANG.COM, 18 AGUSTUS 2020 – Malang yang terkenal akan suasana heritagenya, memiliki banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah. Mulai dari bangunan yang sudah tidak digunakan hingga pada bangunan yang masih digunakan. Meskipun demikian, masing-masing bangunan memiliki cerita sejarah yang menarik.

Salah satu bangunan bersejarah yang masih digunakan hingga kini adalah bangunan pada Pabrik Gula Krebet. Pabrik yang menjadi saksi akan sejarah penjajahan Belanda ini, masih bertahan hingga kini meskipun jatuh bangun. Bahkan pabrik ini pernah hancur akibat peperangan pada masa itu lo Ker. Untuk tahu lebih lanjut, simak terus kisah Pabrik Gula Krebet ini ya!

Pabrik ini didirikan pada tahun 1906 oleh pemerintah Hindia-Belanda saat masa penjajahan. Munculnya pabrik gula bukan hanya memperhatikan kebutuhan melainkan juga bahan dasar di lingkungan sekitar. Seperti laporan Rizky Wahyu Permana kepada Merdeka.com, yang menjelaskan bahwa tentu saja sebuah pabrik tidak akan muncul secara tiba-tiba jika tidak ada bahan baku yang mencukupi di sekitarnya.

Wilayah Malang yang cukup luas memang dapat dianggap sebagai sebuah daerah yang cukup subur. Hal itu ditambah pula dengan sudah banyaknya perkebunan tebu di wilayah sekitar selatan dan timur Malang.

Banyaknya tanaman tebu di area Malang, dimanfaatkan pemerintah Hindia-Belanda untuk memproduksi gula, dimana pada saat itu gula memiliki komoditas yang tinggi di dunia. Bahkan industri gula merupakan salah satu penggerak ekonomi pada saat masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Kemudian pada era konglomerasi pertama mulai berjalan di Indonesia, pabrik ini dibeli oleh pengusaha kelahiran Semarang yaitu Oei Tiong Ham yang dikenal sebagai konglomerat pertama di Indonesia. Meskipun berpindah kepemilikan, pabrik ini tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Hingga pada tahun 1947, pabrik ini mengalami kerusakan akibat peperangan yang terjadi pada masa itu. Kerusakan yang disebabkan oleh peperangan tersebut, membuat Pabrik Gula Krebet mengalami kelumpuhan total dan tidak digunakan dalam sementara waktu.

Seperti laporan Pungkas kepada Lingkarmalang.com, yang menjelaskan bahwa Pabrik Gula Krebet pernah menjadi sasaran pembakaran pada masa agresi militer. Menjadi sangat menariknya para pemuda bangsa meskipun sudah memporak-porandakan pabrik tetap bisa merakit dan menjadikan pabrik gula berfungsi seperti awal.

Berkat semangat dari para pemuda untuk memulihkan fungsi pengolahan dan produksi gula, pabrik ini kembali bangkit dan berbenah. Tepatnya pada tahun 1953 perbaikan dilakukan dan Oei Tiong Ham melakukan kerja sama dengan Bank Industri Negara untuk menghidupkan kembali Pabrik Gula Krebet ini.

Setelah melakukan perbaikan dan pembenahan selama kurang lebih empat tahun, baru lah pada 1957 pabrik ini beraktifitas untuk memproduksi gula kembali seperti awal. Namun, gula yang diproduksi mengalami penurunan kualitas karena sistem produksi yang belum pulih sepenuhnya.

Kemudian pada tahun 1961, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Pabrik Gula Krebet dimana kegiatan perusahaan berjalan dibawah pengawasan Menteri atau Jaksa Agung Republik Indonesia. Pengolahan dan produksi gula akhirnya tetap berjalan hingga kini.

Selain memiliki sejarah dari kisah di masa lalu, bangunan pada pabrik ini juga berarsitektur bangunan tempo doeloe. Bangunan ala tempo doeloe di Pabrik Gula Krebet hingga saat ini masih difungsikan sebagai ruangan pengolahan dan produksi gula.

Selain itu terdapat juga jalur lori dimana pada saat dulu, lori digunakan untuk mengangkut tebu sebagai bahan dasar yang digunakan untuk membuat gula, meskipun lambat laun jalur lori sudah jarang untuk ditemukan karena sudah tidak digunakan. Hal tersebut dikarenakan pihak Pabrik Gula Krebet menutup akses jalur lori pada 2015 dengan alasan efisiensi.

Lori yang saat itu digunakan untuk mengangkut bahan baku pembuatan gula (Gambar diambil dari web Flickr.com)

Kini, bangunan ala tempo doeloe yang ada di Pabrik Gula Krebet ini telah dikelilingi bangunan baru untuk menunjang pengolahan dan produksi gula agar bisa berkembang. Meskipun demikian, Pabrik Gula Krebet akan terus mempertahankan bangunan kuno tersebut sebagai identitas bahwa Pabrik Gula Krebet memiliki sejarah yang cukup panjang.

Meskipun mengalami jatuh bangun dalam mempertahankan produksi gula, pabrik ini tetap berdiri dan beroperasi hingga kini. Bahkan, gula yang dihasilkan dari pengolahan di Pabrik Gula Krebet ini harus memiliki kualitas dengan standar yang ditentukan. Tidak hanya itu, tebu sebagai bahan baku pun merupakan tebu pilihan yang terbaik.

Sejalan dengan pernyataan Anggit Briiantin dalam Jurnal Penelitian yang ditulisnya, menjelaskan bahwa Pabrik Gula Krebet Baru sebagai pengolah bahan baku berperan penting dalam proses penanaman tebu hingga masa giling agar mendapatkan kepastian bahan baku yang memenuhi standar Pabrik Gula Krebet Baru.

Di sisi lain, gula yang menjadi salah satu kebutuhan yang terus dibutuhkan oleh masyarakat membuat pabrik gula ini harus bisa bertahan dan memiliki rencana ke depannya. Tentu saja rencana yang dibangun tidak meninggalkan nuansa tempo doeloe sebagai ciri khas dari Pabrik Gula Krebet ini. Bahkan perencanaan ke depan juga bisa berkaitan dengan bangunan-bangunan ala tempo doeloe tersebut seperti revitalisasi kawasan pabrik gula ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Hadi Saputra, menjelaskan bahwa revitalisasi kawasan pabrik Gula Krebet Malang ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul saat ini dengan berlandaskan pada standar-standar perancangan pabrik dan tema Historicism.

Dengan adanya perencanaan tersebut, Pabrik Gula Krebet ini tidak hanya menjadi tempat produksi gula melainkan juga bisa menjadi spot foto yang menarik dengan tema sejarah. Tertarik untuk tahu sejarah pabrik ini dan berfoto disini? (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana P

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.