
Salah Satu Motif Batik Malangan (Gambar diambil dari Blogkulo.com)
DIORAMALANG.COM, 14 AGUSTUS 2020 – Batik menjadi salah satu identitas negara kita yaitu Indonesia. Kekayaan makna pada motif dan warna batik tentu saja juga tersirat di dalamnya. Hingga setiap bagian wilayah di Indonesia pun juga memiliki ciri khas motif tertentu pada batik.
Salah satu bukti nyata dari sekian banyak motif batik di Indonesia adalah batik Malangan. Selain dikenal sebagai kota wisata, Malang juga memiliki batik dengan ciri khas yang hingga saat ini mampu mengharumkan nama Malang pada tingkat Nasional. Oleh karena itu kamu harus tahu juga Ker tentang batik Malangan ini.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang batik Malangan, mari simak terlebih dahulu bagaimana awal mula munculnya batik Malangan ini. Menurut Adya dkk dalam jurnal ilmiah yang ditulisnya, ia menjelaskan bahwa batik Malang berawal dari batik yang telah dipakai dalam upacara tradisional sejak XIX.
Batik tersebut umumnya bermotif Sidomukti Malang dengan hiasan kotak putih di tengah yang biasa disebut Modhang Koro. Motif ini dipakai sebagai udheng (laki-laki) dan sewek (perempuan) dalam acara resmi untuk semua lapisan masyarakat. Batik Malangan mempunyai tiga ciri utama yaitu motif dasaran atau latar dari kain batik Malang berupa motif batik dari Candi Badut.
Hingga saat ini motif batik Malang yang diketahui diantaranya adalah motif batik Malang sawat kembang pring, kucecwara, celaket, dele kecer, kembang kopi, teratai singo, kembang juwet, kembang jeruk, kembang tanjung, kembang manggar, kembang mayang, dan kembang padma atau saat ini lebih dikenal dengan nama bunga teratai.
Dari motif-motif batik yang menjadi ciri khas Malang tersebut dibuat berdasarkan ilustrasi candi-candi Hindu peninggalan Kerajaan Kanjuruhan dari abad ketujuh. Salah satu dari sekian banyak motif batik Malang adalah Kucecwara.
Seperti yang kita ketahui bahwa Kerajaan Mataram Kuno sempat menguasai Kerajaan Singosari pada saat itu. Berdasarkan informasi dari Infobatik.id, menerangkan bahwa jika dicermati bersama, bisa jadi kegiatan membatik ini merupakan budaya yang ditularkan oleh Kerajaan Mataram Kuno saat menguasai Kerajaan Singosari pada tahun 1222 M.
Hingga saat ini sebenarnya masih banyak batik Malangan yang belum begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah daerah terus berupaya untuk mengenalkan batik Malangan ini kepada masyarakat secara menyeluruh dengan mengikuti berbagai event, salah satunya adalah event fashion show berskala nasional.
Sangat disayangkan jika batik Malang ini hanya dikenal oleh sebagian masyarakat saja, hal tersebut dikarenakan motif batik Malangan sebenarnya layak untuk dikenal oleh masyarakat luas. Selain motifnya yang elegan, makna dan filosofinya tentu sangat menakjubkan sekali.
Batik Malangan ini menggunakan teknik cap. Tingkat kerumitan pada motifnya membuat pengrajin batik tulis kesusahan dalam memproduksi. Namun lambat laun masyarakat mulai sadar bahwa batik Malang merupakan warisan budaya nusantara.
Pemerintah Malang kemudian mulai menggiat para pengrajin batik untuk kembali pada pembuatan batik tulis pada umumnya. Selain itu perkembangan zaman juga menjadi faktor pendukung pemerintah. Setiap motif batik memiliki hak paten, sehingga tidak sembarang orang dapat memperbanyak motif batik tersebut.
Setelah mengenal bagaimana sejarah batik Malangan dan apa saja ciri khas pada motifnya, maka ada baiknya kita membahas bagaimana sebenarnya filosofi motif pada batik Malangan.
Bahasan kali ini adalah motif batik “Malang Kucecwara” ya Ker. Karena memang motif batik Malang Kucecwara ini menjadi pembeda motif batik Malangan dengan batik lainnya. Keterangan Dwi Cahyono, sejarawan dan budayawan Malang, dalam Malangtimes.com, mengatakan bahwa Tugu Malang merupakan simbol Kota Malang yang merupakan prasasti berdirinya kota ini. Juga sebagai perlambang keperkasaan dan ketegaran. Diharapkan pemakainya menjadi orang yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupannya.
Kemudian pemaparan Adya dkk dalam jurnal ilmiah motif batik Malang Kucecwara mempunyai komposisi perpaduan motif diantaranya mahkota, gambar Tugu Malang, rumbai singa, arca, bunga teratai, sulur-sulur, serta isen-isen berbentuk belah ketupat.
Filosofi dari motif batik Malang Kucecwara jika ditinjau dari motif yang terbentuk yaitu, gambar Tugu Malang perlambang kekuasaan wilayah yang bisa juga merepresentasikan sebagai wujud keperkasaan dan ketegaran. Mahkota yang terdapat pada motif batik tersebut merupakan representasi dari bentuk mahkota Raja Gajayana yang pernah membawa Kerajaan Gajayana menuju puncak kejayaannya.
Jika dikaitkan dengan kehidupan masyarakat, sebagai wujud suatu harapan agar mengenakan batik Malang ini mampu meraih puncak kejayaan dalam perjalanan hidupnya.

Motif Batik Tugu Malang yang Terdapat Pada Batik Malang (Gambar diambil dari web Batiktulis.com)
Rumbai singa mewakili kultur atau budaya masyarakat Malang pada masa lampau yang memiliki arti jiwa pemberani dengan semangat yang membara dan pantang menyerah seperti “Singo Edan”, hingga menjadi lambang Malang saat ini.
Bunga Teratai melambangkan suatu keindahan alam yang penuh kesuburan. Menurut kisah cerita Hindu era Kerajaan Singosari, bunga teratai merupakan salah satu jenis bunga Dewa Wishnu sebagai dewa pemelihara alam. Makna yang terkandung dari bunga ini yaitu kearifan atau kebijaksanaan yang mengakibatkan kemakmuran bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Motif Bunga Teratai pada Batik Malangan (Gambar diambil dari web Batiktulis.com)
Banyak sekali makna yang tersirat dari setiap motif batik Malangan. Motif-motif ini tidak diciptakan secara asal-asalan, batik Malang ini dibuat dengan benar-benar memikirkan apa saja makna yang akan disampaikan pada masyarakat luas melalui motif tersebut. Sangat erat sekali makna pada motif batik Malang tersebut dengan apa yang diinginkan oleh leluhur kepada kita, khususnya untuk masyarakat Malang.
Untuk kamu yang ingin melihat bagaimana proses pembuatan batik Malang ini, kamu bisa mengunjungi salah satu pengrajin batik Malang terpopuler yang ada di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Di sana nantinya kamu juga dapat melihat motif batik Malang khas Desa Druju yaitu motif seribu mimpi. Selain sentra batik di Desa Druju, kamu juga dapat berkunjung di Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Jadi bagaimana Ker? Setelah kamu mengenal batik Malangan ini, jangan lupa untuk tetap melestarikan batik. Bangga dengan produk buatan lokal, buat kamu jadi makin keren lo Ker. Tak lupa juga kenalkan batik Malang ini hingga Internasional ya Ker.
Dengan mencintai produk lokal, tentu saja kalian juga menghargai suatu karya anak Bangsa Ker. Tidak hanya batik Malangan, begitu juga dengan keanekaragaman batik di Indonesia. Dan tidak ada salahnya jika kalian mencoba untuk mengenalkan ragam motif batik dengan orang-orang sekitar.
Membawa unsur motif batik pada pakaian sehari-hari tentu menjadi alternatif termudah untuk memperkenalkan motif tersebut. Nah, kali ini dioramalang merekomendasikan ke kalian, untuk mengenal produk karya anak Indonesia.
Dengan menyisipkan desain batik Mega Mendung, tentu saja banyak makna yang tersimpan di dalamnya. Kalian harus tahu juga ya guna menambah wawasan serta melestarikan batik. Dan untuk lebih lengkapnya kalian dapat mengakses @nation.ina ya Ker. (Siw)

Penulis: Shofiyatul Izza
Editor: Rofidah Noor