Gunung Kawi Ramai Dikunjungi, Memangnya Ada Apa?

Bangunan Bersejarah yang Ada di Gunung Kawi (Gambar diambil dari Instagram.com/awangfirdauss)

DIORAMALANG.COM, 6 AGUSTUS 2020 – Beberapa orang mungkin memanfaatkan Kabupaten Malang sebagai destinasi wisata kuliner, keindahan alam, atau sejarah. Namun bagaimana dengan wisata religi?

Di Kabupaten Malang ternyata terdapat sebuah gunung yang konon jadi objek wisata religi sekaligus tempat peribadatan. Banyak sekali orang yang berdatangan ke tempat ini. Hebatnya pengunjung bukan dari dalam negeri saja, beberapa peziarah asal Malaysia, Myanmar, dan Singapura juga kerap datang ke sini.

Gunung Kawi merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di jawa Timur. Letaknya berada di ketinggian 500 meter sampai 3000 meter di atas permukaan laut. Lokasi tepatnya berada di Desa Wonosari, Kabupaten Malang.

Beberapa orang percaya bahwa Gunung Kawi adalah gunung yang bisa memberikan banyak berkah bagi banyak usaha. Jadi nggak heran kalau gunung ini banyak dikunjungi bagi mereka yang ingin mendapat keberkatan rezeki.

Keterangan dari Eastjava.com, menjelaskan jika di Gunung Kawi suasana magis terasa sangat kental. Terdapat beberapa tempat atau petilasan untuk beberapa orang yang “berdoa” dan memohon berkat untuk kesuksesan usaha, jodoh, atau banyak hal lainnya.

Di lokasi ini juga terdapat beberapa tempat pemujaan yang banyak di kunjungi, seperti pohon beringin tua berakar lima, Makam Eyang Jayadi dan Raden Ayu Tunggul Wati, yaitu keturunan Raja Kediri bertarikh 1221 masehi.

Gunung Kawi dikenal juga sebagai Kota di Pegunungan, di sepanjang jalan menuju gunung Kawi, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan berupa arsitektur khas Tiongkok. Terdapat pula Kuil atau Kelenteng tempat para pengikut Kong Hu Cu menjalankan ibadah. Banyak dijumpai losmen atau motel sebagai sarana menginap para peziarah atau pengunjung Gunung Kawi.

Desa Wonosari, Kabupaten Malang (Gambar diambil dari web Nyero.id)

Awal mula ramainya wisatawan yang mengunjungi Desa Wonosari dikarenakan adanya makam dua orang yang dimuliakan karena jasa dan kesaktiannya. Dua orang ini adalah Kyai Zakaria II (Eyang Djoego) dan Raden Mas Iman Soejono.

Keduanya adalah pejuang Laskar Pangeran Diponegoro dalam memerangi pasukan kolonial Belanda yang sempat menduduki Indonesia selama 3,5 abad lamanya. Dikisahkan bahwa Eyang Djoego melakukan pelarian ke wilayah timur Pulau Jawa untuk bersembunyi dari kejaran kolonial. Selain itu ia juga menebarkan dakwah Islam ke penduduk Jawa.

Hingga pada satu waktu, sebuah desa digegerkan dengan adanya wabah penyakit. Dengan kesaktian tingginya, Eyang Djoego akhirnya mengulurkan tangannya untuk menyembuhkan wabah tersebut. Berkatnya desa kembali pulih dan akhirnya dinamakan Dusun Djoego (sekarang Desa Sanan Jugo, Kec. Kesamben, Blitar).

Dari peristiwa itu banyak orang yang ingin menjadi murid Eyang Djoego, tak terkecuali Raden Mas Iman Soejono. Karena latar belakang yang sama, Eyang Djoego kemudian mengangkatnya sebagai orang kepercayaan.

Keduanya kemudian wafat dan dimakamkan dalam satu liang lahat. Hal ini dimaksudkan bahwa keduanya adalah dua insan seperjuangan yang senasib, sependeritaan, seazas, dan satu tujuan dalam hidup. Sehingga mereka selalu berkeinginan untuk tetap berdampingan sampai ke alam baka.

Informasi dari Astacala.org, kini makam keduanya dikenal sebagai Pesarean Gunung Kawi. Tempat disemayamkannya dua tokoh yang dikenal dan dihormati atas jasa-jasanya selama hidupnya. Bahkan hingga kini senantiasa dikenang dan didoakan masyarakat dari berbagai latar belakang seolah tanpa sekat agama, etnis, budaya, golongan, serta strata sosialnya.

Vihara Dewi Kwan Im atau Klenteng Kwan Im (Gambar diambil dari web Malangstudel.com)

Dalam Jurnal Arsitektur karya Ayu dkk, menjelaskan bahwapesarean Gunung Kawi merupakan suatu kompleks objek wisata ritual yang terletak di Desa Wonosari, Kabupaten Malang. Terdapat beberapa bangunan sakral dan tempat peribadatan yang dianggap penting oleh masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut,

1. Pendopo Agung

Bangunan yang dianggap paling sakral di Pesarean Gunung Kawi, karena terdapat dua makam Eyang Djoego dan Raden Mas Iman Soedjono. Selain makam, pada Pendopo Agung juga terdapat atribut ruang yang berhubungan dengan aktivitas ritual.

2. Klenteng Kwan Im

Klenteng Kwan Im merupakan tempat peribadatan peziarah yang termasuk dalam kelompok Tridharma (Buddha, Konghuchu, dan Tao). Para peziarah melakukan sembayang di klenteng ini sebelum melakukan ziarah di Pendopo Agung.

3. Kuil Ciamsi

Kuil Ciamsi merupakan tempat untuk melakukan ramalan nasib. Meskipun tempat tersebut kental dengan budaya yang sesuai dengan kelompok Tridharma, namun semua pengunjung dari berbagai etnis dan kepercayaan dapat mengakses tempat ini untuk melakukan ritual sesuai dengan tata cara kelompok Tridharma.

4. Padepokan R.M Iman Soedjono

Bangunan ini merupakan tempat tinggal Raden Mas Iman Soedjono ketika menetap di Desa Wonosari. Padepokan juga merupakan tempat yang disakralkan selain Pendopo Agung karena terdapat beberapa barang peninggalan Eyang Djoego dan R.M Iman Soedjono.

Untuk kegiatan ritual yang dilakukan di Pesarean Gunung Kawi sendiri ada banyak. Dijelaskan dalam jurnal karya Rahmaniah, beberapa ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Gunung Kawi diantaranya adalah ritual malam senin pahing dan ritual malam jumat legi untuk ngalap berkah, serta ritual satu suro.

Bagi masyarakat Desa Wonosari, ritual satu suro adalah wajib hukumnya. Selain menyangkut kelangsungan hidup masyarakat Wonosari, ritual itu juga ditujukan untuk keselamatan masyarakat Kabupaten Malang.

Nah itu tadi adalah sedikit ulasan tentang Pesarean Gunung Kawi. Masih banyak cerita tentang tradisi dan fenomena unik yang bisa kamu dapatkan selama berada di tempat ziarah ini. Maka dari itu, apakah kamu berniat untuk mengunjunginya Ker? (Rof)

Penulis: Rofidah Noor

Editor: Shofiyatul Izza W

3 thoughts on “Gunung Kawi Ramai Dikunjungi, Memangnya Ada Apa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.