Republik Telo, Buah Tangan Khas Malang Berbahan Dasar Umbi-umbian

Potret Pegawai Bakpao Telo Bersama Ownernya (Gambar diambil dari Facebook/Repoeblik Telo)
DIORAMALANG.COM, 28 JULI 2020 – Malang tidak hanya terkenal dengan wisata dan keindahan alamnya, tetapi juga dengan wisata kulinernya yang tak ada habisnya. Salah satunya adalah makanan khas Malang yakni Bakpao Telo. Makanan satu ini hasil produksi dari perusahaan yang memiliki nama Republik Telo.
Telo sendiri dalam bahasa jawa artinya ubi jalar, dari kata tersebut kemudian perusahaan memilih nama Republik Telo karena makanan yang dibuat disana berbahan dari umbi-umbian (Telo). Namun sebelum itu bagaimana sih perjalanan Republik Telo tersebut, dan apa saja makanan khas yang dijual disana? Daripada penasaran simak terus ulasan yang satu ini ya Ker!
Bakpao merupakan salah satu makanan yang berasal dari Tiongkok. Pada umumnya kuliner yang satu ini paling cocok disantap dengan ditemani dengan secangkir teh hangat. Tetapi berbeda dengan bakpao pada umumnya, bakpao disini tidak menggunakan tepung terigu melainkan ubi jalar (telo). Namun rasanya justru legit dan lezat lo Ker, bakpao kemudian jadi camilan favorit para wisatawan.
Asal muasal kuliner satu ini tidak lain tidak bukan berkat seseorang yang kreatif, dia adalah Unggul Abinowo. Lalu siapakah Unggul Abinowo? Dan bagaimana perjalanannya membangun usaha tersebut? Pria yang berasal dari Semarang ini merupakan putra dari Mantan Rektor Universitas Brawijaya periode 1968-1971. Akan tetapi sebagai seorang akademisi, justru ayahnya lah yang mendorong dirinya untuk menjadi seorang pengusaha.

Unggul Abinowo, Owner dari Republik Telo (Gambar diambil dari web Amp.oppo.baca.co.id)
Menillik informasi dari Radarmalang.jawapos.com Sejak SMA, Unggul sering diajak Ayahnya ke sawah. Sebagai putra dari profesor pertanian, kegiatan bercocok tanam tidak asing bagi dirinya. Hasil dari didikan ayahnya ini yang membuat Unggul berani memulai usaha pertamanya di bidang pertanian.
Saat itu Unggul membuka usaha dengan menyewa lahan yang ditanami padi bermodal uang saku saat SMA. Singkat cerita hasil yang didapat cukup pesat dan semakin berkembang saat dirinya melanjutkan pendidikannya studi pertanian di UB.
Saat Lulus kuliah, Unggul berinovasi dengan menabung untuk membeli lahan di daerah Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Tanah tersebut saat itu hanya ditanami bawang merah dan semangka. Dari dua usaha pertanian itu tadi, dia berhasil meraup untung dan melanjutkan untuk meningkatkan usahanya. Namun sebagai seorang pengusahan, persoalan jatuh-bangun sudah biasa dan hal itu sempat dialami oleh Unggul Abinowo. Pada saat itu bertepatan saat Unggul akan menikahi sang istri.
Tetapi hal itu tidak mematahkan semangatnya. Dia terus berusaha bangkit untuk memperbaiki usaha yang sempat merugi, dengan modal awal Rp 900 ribu dari sisa sumbangan resepsi pernikahannya. Kekagumanya dengan keuletan etnis Tionghoa dalam mengembangkan makanan khas mereka yaitu bakpao, membuatnya memilih sebagai makanan olahan.
Pada saat itu Unggul belum mempunyai pegawai, hal tersebut membuat dia harus mengerjakannya sendiri dari mengolah ubi menjadi tepung. Awalnya, Unggul hanya menjual 20 buah bakpao yang dihargai Rp 500 per buah dalam gerobak sederhana, dan itu semua ludes terjual.
Singkat cerita dia semakin percaya diri dan mulai berinovasi membuat berbagai varian isi dalam bakpao telo tersebut. Dari waktu ke waktu penjualan semakin meningkat, dari produksi ratusan perhari, melesat menjadi dua ribu perhari sampai akhirnya kini produksinya mencapai dua puluh ribu perhari.
Minat pembeli yang luar biasa membuat bakpao telo semakin dikenal masyarakat Indonesia. Hal itu menjadikan bakpao telo tujuan para wisatawan untuk membeli oleh-oleh dari Kota Malang. Namun pada tahun 2019 kemarin pendiri bakpao telo ini meninggal di usia 59 tahun.
Berdasarkan informasi dari Intisari.grid.id, diketahui bahwa proses pembuatan Bakpao Telo ternyata sangat sederhana. Langkah pertama adalah mengupas kulitnya, kemudian digiling hingga menjadi tepung ketela. Barulah kemudian tepung ini diproses menjadi bakpao dan aneka jajanan lainnya.
Bakpao Telo disajikan dalam beberapa warna yang berbeda berdasar isinya. Ada Bakpao Telo isi kacang tanah, kacang hijau, cokelat, strawberry, keju, dan juga daging. Rasa Bakpao Telo sedikit berbeda dengan bakpao di pasaran yang identik dengan jajanan khas Cina. Teksturnya lebih padat, rasanya lebih keset, namun tetap empuk dan lembut.

Beberapa Varian Bakpao yang Empuk dan Lezat (Gambar diambil dari web Liburan-aja.com)
Unggul memproduksi bermacam-macam makanan dengan ubi jalar sebagai bahan dasarnya. Beberapa jenis makanan berbahan telo yang bisa ditemukan di sini yaitu bakpia, keripik, brownies, pizza, sandwich, sampai es krim.
Meskipun bermacam jenis makanan berbahan telo tadi, tetapi bakpao telo tetap menjadi ikon dan jadi barang incaran para pengunjung. Berbagai jenis makanan itu tadi dapat kamu dapatkan dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 36 ribu. Adapun bakpao telo, dikenakan harga mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per buahnya.
Berbeda dengan toko oleh-oleh pada umumnya, Repoeblik Telo menyediakan tempat nongkrong yang asik untuk para pengunjung. Namanya adalah Slimming Coffee. Arsitektur ruangannya dibuat nyentrik dengan tujuan agar banyak wisatawan yang menyempatkan berfoto di tempat ini. Berbagai menu kopi dapat kamu pesan, mulai dari kopi hijau hingga kopi hitam semuanya tersedia.
Dalam Jurnal karya Santoso dkk dijelaskan bahwa Kota Malang merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki perkembangan jumlah unit usaha yang relatif sangat baik. Kota Malang adalah daerah padat karya yang didominasi industri kecil dan menengah dengan sedikit industri manufaktur.
Adapun usaha mikro mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi, karena intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan investasi yang lebih kecil, sehingga usaha mikro lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Sehingga para pengusaha Bakpao Telo ini selain menjual ciri khas Kota Malang dalam bentuk makanan, usaha ini juga mampu memberikan sumbangsih pada pembangunan ekonomi.
Selanjutnya, penjelasan yang termuat dalam Jurnal Ekonomi Bisnis dimana ditulis oleh Sukirman dikatakan bahwa dalam memberdayakan masyarakat merupakan pola pikir untuk merubah kondisi masyarakat ke arah yang lebih maju. Program yang telah dilaksanakan di bidang usaha ekonomi khususnya pada pembangunan ekonomi masyarakat, beserta dampak program pemberdayaan tersebut terhadap kemandirian usaha ekonomi masyarakat miskin diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Akibatnya diperlukan adanya kerjasama yang baik antar pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian untuk melaksanakan kegiatan usaha sebelum beralih ke pemberdayaan masyarakat berikutnya. Pemberdayaan yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi terutama pada produktivitas dan pendapatan masyarakat yang mendapatkan bantuan.
Dengan adanya usaha UMKM seperti Bakpao Telo, diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar yang ada di Kota Malang, dan mampu memberikan peluang kepada setiap orang untuk membangun perekonomian yang mandiri.

Proses Perebusan Ubi di Bakpao Telo (Gambar diambil dari web Loveusaha.com)
Jadi untuk kamu yang sedang di Kota Malang, sempatkan untuk datang ke pusat penjualan Bakpao Telo ini ya. Makanan berbahan dasar ubi jalar ini jadi barang yang wajib dibeli untuk dijadikan buat tangan setelah berkunjung ke Kota Malang. Lokasinya cukup mudah untuk dijangkau kok, tepatnya ada di Jalan Raya Simping No 1, Purwodadi dan Jalan dr. Sutomo, Lawang. Toko buka mulai pukul 8.30 pagi sampai 9 malam WIB. (Fiq)
Penulis: Moh. Fiqih Aldy Maulidan
Editor: Rofidah Noor