Peluk Kembali Budaya di Kampung Cempluk

Suasana Kampung Budaya Cempluk ketika festival berlangsung (Gambar diambil dari web Ngalam.co)
DIORAMALANG.COM, 24 JULI 2020 – Halo Ker! Bicara tentang wisata tematik di Malang seakan tiada habisnya ya. Selalu saja ada hal baru dan unik yang muncul mengenai wisata kampung tematik. Namun tetap saja, adanya wisata kampung tematik adalah untuk mempertahankan dan mengingatkan kembali tentang kebudayaan. Salah satu wisata kampung tematik yang terus melakukan perkembangan adalah Kampung Budaya Cempluk.
Kampung Budaya Cepluk awalnya hanyalah sebuah kampung biasa seperti kampung pada umumnya. Akan tetapi, kesadaran masyarakat berkenaan dengan pentingnya budaya tradisional membuat kampung ini memiliki keunikan tersendiri.
Hampir tiap tahun kampung ini mengadakan festival dimana setiap tahunnya tema kebudayaan yang ditampilkan berbeda-beda. Festival tersebut diberi nama Kampung Cempluk Festival (KCF) yang dapat diselenggarakan berkat swadaya masyarakat setempat.
Ditambah lagi laporan dari Eko Widianto kepada Terakota.id, menjelaskan kampung yang terkenal dengan “Kampung Tukang” ini menata kampung menyambut hari raya kampung dengan merenovasi dan menata ruang, mendesain dengan beragam instalasi seni yang menarik.
Meskipun terletak di gang sempit, festival yang diadakan oleh Kampung Budaya Cempluk tidak pernah sepi oleh para pengunjung. Justru letak yang sempit tersebut bisa menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang seolah-olah memasuki lorong waktu dengan sajian berbagai seni budaya.
Festival yang diselenggarakan di Kampung Cempluk tentu terus berkembang setiap tahunnya. Penggunaan konsep yang berbeda tiap tahun, tentu juga berdampak pada tata letak kebutuhan festival ini.
Menurut Gallang Raya Sudharta dalam penelitian yang dilakukannya, ia menjelaskan bahwa perkembangan kegiatan yang berdampak pada perubahan pemanfaatan ruang ketika acara berlangsung menjadikan ruang-ruang tersebut berubah fungsi menjadi panggung-panggung dalam pementasan musik tradisional, tari tradisional, pameran lukisan, dan rumah-rumah dihias menjadi lebih menarik yang disesuaikan dengan konsep festival yang dipakai.

Pementasan Musik yang Turut Meramaikan Suasana Kampung Budaya Cempluk (Gambar diambil dari web Kampungcempluk.com)
Adanya Kampung Cempluk dengan keunikan festival yang diadakan, tidak terlepas dari peran masyarakat yang juga merasakan dampak dari kampung ini sebagai wisata tematik. Mulai dari dampak sosial, dampak religius hingga dampak ekonomi.
Berkat adanya Kampung Cepluk, masyarakat bisa menjunjung tinggi persatuan dengan saling bergotong royong melestarikan budaya tradisional dan juga saling toleransi terhadap perbedaan budaya.
Ditambah lagi, masyarakat setempat menghargai sepenuhnya tentang budaya yang perlu untuk terus dijaga. Dan secara tidak langsung, mereka juga mengalami peningkatan ekonomi karena banyaknya wisatawan yang berdatangan sehingga mereka bisa untuk berusaha menjual makanan atau jajanan tradisional. Banyaknya dampak positif yang dihasilkan, membuat Kampung Budaya Cempluk menjadi identitas sosial bagi masyarakat setempat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dhella Saviera Anwar, menjelaskan bahwa Kampung Budaya Cempluk dan festivalnya menjadikan identias sosial masyarakat di Desa Kalisongo karena di Kota Malang, hanya Desa Kalisongo lah yang memiliki kegiatan budaya bertema festival kampung cempluk, maka masyarakatnya identik dengan festival kampung cempluk.

Para Penari Kecil yang Turut Meramaikan Perayaan Festival Kampung Budaya Cempluk (Gambar diambil dari web Malangmerdeka.com)
Hingga kini, Kampung Budaya Cempluk masih ramai dikunjungi oleh para wisatawan akan tetapi masih perlu adanya upaya dalam mempertahankan budaya tradisional. Hal tersebut dikarenakan akan adanya tantangan bagi masyarakat setempat seiring berjalannya zaman yang semakin modern. Bahkan tantangan tersebut bisa berasal dari masyarakat Kampung Budaya Cempluk sendiri dan mengancam eksistensi kearifan budaya lokal yang ada di dalamnya.
Menurut Muhammad Hasan dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa kearifan lokal ini dapat menghilang seiring dengan perubahan dalam masyarakat. Semakin berubahnya masyarakat maka semakin kearifan lokal akan tertinggal.
Selain itu, perlunya dukungan dari masyarakat di luar lingkungan Kampung Budaya Cempluk juga memegang peranan dalam mempertahankan kelestarian budaya tradisional. Maka dari itu, masyarakat setempat juga harus selalu berinovasi untuk melakukan perkembangan kedepannya.
Perlunya berbagai cara untuk meningkatkan minat wisatawan dalam berkunjung ke Kampung Budaya Cempluk, sangat penting untuk diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan secara tidak langsung, masyarakat bisa mengenalkan atau bahkan mengingatkan kembali budaya tradisional yang perlahan mulai dilupakan.
Selain itu, penjualan souvenir juga bisa menjadi jalan agar wisatawan memiliki cinderamata. Ditambah lagi, penjualan tersebut bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan juga meningkatkan ketertarikan masyarakat luar untuk berkunjung ke Kampung Budaya Cempluk.
Jadi gimana Ker? Jangan lupa masukan Kampung Budaya Cempluk ke list destinasi wisata kalian ya. Dijamin, pengetahuan kalian akan budaya tradisional akan semakin kaya. Kuy ikut serta dalam melestarikan budaya tradisional di Kampung Budaya Cempluk. (Awp)
Penulis: Alvien Wardhana Poernomo
Editor: Rofidah Noor