Siapa Mbah Sogol Gondanglegi?

Area Makam Mbah Sogol (Gambar diambil dari blog Kimmaskha)

DIORAMALANG.COM, 22 JULI 2020 – Bagi warga Gondanglegi, sosok mbah Sogol menjadi begitu dihormati ker, karena tanpa adanya sosok mbah Sogol, mungkin nama Gondanglegi tidak akan pernah menjadi sebuah nama kecamatan yang ada di Malang, karena konon katanya mbah Sogol lah yang menjadi pencetus asal muasal nama Gondanglegi.

Bahkan tidak hanya itu loh ker, masyarakat Gondanglegi juga percaya bahwa sosok mbah Sogol konon katanya masih memiliki sebuah garis keturunan dari pahlawan perang, yakni Pangeran Diponegoro.

Seperti halnya tokoh-tokoh penting yang hidup dimasa lalu, mbah Sogol ternyata juga kerap dipanggil dengan berbagai nama Ker. Seperti yang termuat dalam Ngalam.co, ada yang menyebutnya dengan nama Raden Sudro, mbah Jalmono dan ada juga yang menyebutnya dengan nama mbah Abdul Manaf.

Namun bagi masyarakat Kabupaten Malang khususnya warga Gondanglegi, sosoknya lebih dikenal dengan nama mbah Sogol. Julukan ini didapat karena masyarakat Gondanglegi melihat cara memasak mbah Sogol yang tidak biasa, yakni menggunakan sebuah bambu dengan teknik yang tidak lazim. Tidak diketahui teknik apa yang digunakan, namun caranya memasak benar-benar tidak lazim dan berbeda dari kebanyakan orang.

Berdasarkan laporan dari Kompasiana.com mbah Sogol sebenarnya adalah seorang prajurit yang hijrah dari Mataram ke Jawa Timur. Mbah sogol juga dikatakan pernah bertempur secara lansgung bersama Pangeran Diponegoro. Bahkan dikatakan juga sebenarnya mbah Sogol dan Pangeran Diponegoro sebenarnya memiliki garis keturunan yakni sebagai keponakan dari Pangeran Diponegoro, pahlawan kemerdekaan yang yang memimpin Perang Jawa selama Periode 1825 hingga 1830. Meski tidak ada sumber yang pasti, namun masyarakat Gondanglegi percaya bahwa silsilah keluarga ini memang benar adanya.

Berdasarkan kabar yang beredar, Mbah Sogol tiba di Malang pada masa Kolonial Belanda. Mbah Sogol datang bersama dengan empat ribu prajurit dari Mataram, tujuan mbah Sogol datang ke wilayah Malang, ternyata untuk menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Belanda. Empat ribu pasukan ini, berpencar ke berbagai daerah di Malang Selatan.

Dimana ada yang pergi ke wilayah kecamatan Dampit, ke wilayah Pagelaran dan daerah lainya. Sementara mbah Sogol sendiri bersembunyi dikawasan Gondanglegi, sambil menyebarkan agama Islam. Hingga seiring berjalannya waktu, sosoknya menjadi semakin terkenal dan dianggap sebagai orang yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Malang.

Sosok mbah Sogol juga dijelaskan dalam Kompasiana.com dimana keberadaan mbah Sogol di Gondanglegi, ternyata tidak hanya dianggap sebagai sosok penyebar agama Islam Ker, namun juga dipercaya sebagai sosok yang pertamakali melakukan babad alas di wilayah Gondanglegi. Bahkan asal muasal tercetusnya nama Gondanglegi awalnya juga berasal dari Mbah Sogol.

Menurut cerita yang ada, konon dulu sekali dimana pada saat Mbah Sogol berlindung di bawah pohon gondang, salah seorang teman mbah Sogol mengatakan, bahwa buah dari pohon gondang itu rasanya pahit. Namun setelah buah gondang itu dipegang oleh Mbah Sogol dan diberikan ke temannya, rasa pahit dari buah gondang tiba-tiba hilang dan menjadi terasa manis. Dari saat itulah kemudian wilayah tersebut dinamakan sebagai Gondanglegi.

Berdasarkan laporan dalam MalangpostOnline.com, Mbah Sogol meninggal pada tahun 1919 dimana menurut cerita yang beredar, pada saat itu lokasi persembunyian Mbah Sogol akhirnya diketahui oleh pasukan tentara Belanda yang akhirnya membuat dirinya tertangkap dan langsung ditembak mati oleh pasukan tentara Belanda. Begitu mbah Sogol meninggal, warga akhirnya memakamkan mbah Sogol di lahan miliknya.

Namun pada tahun 1974, makam Mbah Sogol akhirnya dipindahkan di area tempat pemakaman umum yang sekarang yaitu di Jalan Hayam Wuruk, Desa Gondanglegi Wetan, lokasinya bersebelahan dengan Taman Makam Pahlawan (TMP). Kemudian tanah milik mbah Sogol yang dijadikan sebagai tempat pemakamanya pertama kali, dihibahkan oleh pemerintah Kabupaten Malang untuk dijadikan sebuah pasar, yang saat ini kita kenal dengan nama Pasar Gondaglegi.

Karena sosok mbah Sogol yang begitu dihormati, makamnya menjadi sering diziarahi warga Gondanglegi dan sekitarnya. Bahkan terkadang adapula peziarah yang datang dari luar daerah hanya untuk mendoakan arwah mbah Sogol. Melihat banyaknya para peziarah yang datang ke makam mbah Sogol.

Pada 2015 silam, akhirnya dilakukan sebuah pembangunan diarea makam dan menjadikannya sebagai salah satu lokasi wisata religi yang ada di Malang, karena dengan bertambahnya wisata religi yang ada di Malang, diharapkan mampu meningkatkan nilai spiritual seseorang. Seperti yang dijelaskan dalam Jurnal Studi Alqur’an milik Nur Indah Sari dan kawan-kawan, dimana dengan mengunjungi sebuah makam orang saleh, ternyata mampu meningkatkan nilai spiritualitas dalam diri seseorang.

Selain itu, dengan bertambahnya wisata religi yang ada di Malang juga bisa dijadikan sebagai salah satu strategi untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Malang. Dalam dari Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) milik Muhammad Fahrizal Anwar Djamhur Hamid Topowijono, wisata religi ternyata bisa memberikan dampak yang menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun dari segi religi, karena dengan tersedianya ragam wisata yang disediakan semakin besar pula kemungkinan pendapatan akan bertambah karena semakin banyak wisatawan yang berkunjung, semakin banyak pula produk wisata dapat terjual.

Kalau kamu berkunjung ke Gondanglegi, sempatkan dirimu berziarah kesini ya ker, karena sosok mbah Sogol bisa dijadikan sebagai contoh teladan bagi kita semua. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). (Syz)

Penulis: Syaifudin Zuhri

Editor: Shofiyatul Izza W

2 thoughts on “Siapa Mbah Sogol Gondanglegi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *