Lestari Budaya Lewat Festival Penuh Karya

Suasana parade festival Kirab Budaya (Ga,bar diambil dari web duta.co)
DIORAMALANG.COM, 23 MEI 2020 – Siapa bilang melestarikan budaya itu membosankan ker? Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, mempunyai cara asik dalam mempertahankan dan melestarikan sebuah seni dan budaya yang ada di Kota Malang. Melalui Kirab Budaya yang dijadikan sebagai agenda tahunan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang telah berhasil membuat warga Malang menjadi berlomba untuk ikut andil dalam meramaikan agenda tahunan Kirab Budaya.
Pada mulanya, Kirab Budaya sebenarnya merupakan sebuah sebutan nama lain dalam bahasa adat Jawa, dimana Kirab Budaya memiliki arti yakni kegiatan bersih desa. Pada zaman dulu, Kirab Budaya merupakan sebuah acara yang cukup sakral untuk dilakukan.
Untuk melakukan sebuah Kirab Budaya atau bersih desa, biasanya di lakukan sebuah ritual-ritual khusus sebelum memulai acara tersebut, seperti mempersiapkan sebuah sesajen dan juga ritual-ritual adat.
Mengapa Kirab Budaya menjadi sakral, karena tujuan diadakannya Kirab Budaya pada saat itu, adalah untuk membersihkan desa dari gangguan para makhluk halus, yang ingin membawa nasib buruk kepada warga desa. Kini, Kirab Budaya telah mengalami perubahan salah satunya adalah melalui festival.
Perubahan tersebut sejalan dengan penjelasan Syahrul Hindarto dalam jurnal Antropologi Sosial, bahwa mulai pada tahun 1976 Kirab Budaya selalu mengalami sebuah perubahan, dimana semakin lama Kirab Budaya semakin jauh dari unsur mistisme, sakralitas, dan spiritualisme. Kirab Budaya dulu sempat mulai jarang diadakan secara rutin, bahkan juga hampir ditinggalkan oleh masyarakat.
Hingga pada tahun 1997 tradisi kirab budaya akirnya mulai kembali sering dilakukan. Namun Kirab Budaya yang diadakan pada saat itu berbeda dari pada saat sebelum tahun 1997. Dikarenakan proses modernisasi, Kirab Budaya menjadi terasa seperti sebuah festival, karena banyak melibatkan anak muda dan banyaknya alat modern yang digunakan, seperti mulai menggunakan sound, lampu hias, DVD dan lain sebagainya.
Kirab Budaya yang diadakan setiap tahun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, sebenarnya adalah sebuah parade festival dengan warga Kota Malang sebagai para pesertanya. Kirab Budaya termasuk acara yang paling ditunggu oleh warga Malang. Meskipun lokasi dan jalur parade Kirab Budaya selalu saja berubah setiap tahunnya, namun warga Malang tetap sangat antusias dalam mengikuti maupun berpartisipasi pada saat festival Kirab Budaya.
Dalam festival Kirab Budaya, warga yang akan menjadi peserta festival, biasanya akan didata terlebih dahulu oleh RT setempat. Setelah melakukan pendataan, para warga biasanya diwajibkan untuk melakukan latihan terlebih dahulu sebelum mengikuti festival Kirab Budaya.
Latihan yang dilakukan oleh para warga biasanya tergantung sesuai dengan tema yang telah disepakati oleh RT setempat. Dalam latihan tersebut, biasanya para warga melakukan sebuah latihan tari sembari berjalan mengikuti barisan agar tampak kompak pada saat hari festival nanti.
Tidak hanya itu, warga yang menjadi peserta dalam Kirab Budaya biasanya akan menampilkan sebuah kesenian dari berbagai daerah, seperti Reog, Jaranan, Tari Topeng, Bantengan dan masih banyak lagi. Tidak hanya kesenian, terkadang warga yang menjadi peserta juga menampilkan berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Bahkan mobil pengiring festival dari setiap peserta, biasanya akan dihias agar tampil unik dan menarik sesuai dengan tema mereka. Ada yang dihias ala kerajaan dengan dua pasang raja dan ratu diatasnya, ada yang dibuat seolah-olah rumah gubuk, dan bahkan terkadang ada yang dibuat menyerupai salah satu rumah khas tradisional Indonesia, apik lah ker pokoke.
Ada juga mobil hias sebagai pengiring yang digunakan para peserta Kirab Budaya, memang sengaja dibuat agar tampil seunik mungkin ker. Hal itu dilakukan agar terlihat lebih serasi, antara para peserta Kirab Budaya dengan mobil hias yang mengiringi perjalanan mereka.
Sebenarnya tidak ada kewajiban untuk menghias mobil yang akan digunakan untuk mengiringi perjalanan para peserta, karena tujuan adanya sebuah mobil pengiring pada saat festival Kirab Budaya hanyalah sebagai sebuah penyedia konsumsi seperti untuk membawa makanan dan juga minuman saja.
Adanya sebuah mobil yang mengiringi perjalanan festival Kirab Budaya, dikarenakan lokasi antara garis start dan juga garis finish yang bisa sampai beberapa kilo meter panjangnya. Selain itu, dengan menghias mobil pengiring menjadi unik dan menarik, dapat semakin memikat perhatian para penonton dan membuat festival tahunan Kirab Budaya menjadi semakin meriah dari tahun sebelumnya.
Festival Kirab Budaya yang diadakan setiap tahunya ini, ternyata tidak dibuat tanpa alasan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, menjadikanya sebagai agenda tahunan agar masyarakat Kota Malang tidak melupakan maupun meninggalkan tradisi dan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Selain itu, Kirab Budaya diadakan juga sebagai salah satu cara, dalam meningkatkan jumlah wisatan agar mau datang dan berkunjung ke Kota Malang. Dengan banyaknya wisatawan yg datang ke Malang akan lebih mudah dalam meningkatkan penjualan prodak budaya sehingga perekonomian menjadi meningkat dan angka kemiskinan menjadi menurun.
Meskipun Kirab Budaya hanya diadakan setahun sekali, serta lokasinya yang selalu saja berubah dan tidak tentu, namun Kirab Budaya termasuk agenda tahunan yang paling banyak ditunggu oleh warga Malang. Banyak hal unik dan juga menarik yang sayang untuk dilewatkan loh ker. Jadi, kalo kamu sedang berkendara dan melihat parade panjang dari Kirab Budaya, cobalah menepi sejenak untuk menyaksikan festival tahunan ini, dijamin gak rugi lah ker asli. (SYZ)

Penulis: Syaifudin Zuhri
Editor: Rofidah Noor
kirain kirab budaya cuma festival biasa, sangat informatif