Indahnya Kampung Budaya Polowijen Seindah Seni dan Budaya Lokal Malang

Keberadaan Kampung Budaya Polowijen (Gambar diambil dari web timesindonesia.com)
DIORAMALANG.COM, 23 MEI 2020 – Halo Ker! Kalian pasti sudah tidak asing lagi kan dengan kampung wisata yang ada di Kota Malang? Selain wisata alamnya yang banyak, Kota Malang juga hadir kepada masyarakat untuk lebih mengenal warganya melalui kampung wisata tematik. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, kampung wisata tematik Kota Malang juga hadir sebagai upaya warga untuk melestarikan sekaligus menjaga budaya lokal Malang. Nah kali ini kita akan membahas mengapa sih Polowijen dijadikan sebagai Kampung Budaya di Kota Malang? Jadi simak terus ya Ker!
Kampung Budaya Polowijen keberadaannya terletak di Kelurahan Polowijen, yang mana dulunya dikenal dengan Panawijen. Seperti yang kita ketahui sebelumnya Polowijen memiliki banyak sekali sejarah maupun budaya yang tersimpan di sana. Salah satunya yaitu, Polowijen sebagai kampung tanah kelahiran ratu Ken Dedes. Selain itu di Polowijen juga terdapat Makam Legenda Budayawan asli Malang yaitu Mbah Reni.
Tidak hanya itu Ker di Polowijen juga ada Situs Ken Dedes berupa Sumur Windu atau Sendag Ken Dedes. Menilik dari Kemdikbud Kota Malang dalam websitenya, menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, Desa Polowijen pernah mencuat sebagai daerah yang terkenal ahli tentang seni kirya dan seni tarinya pada jaman penjajahan Belanda tahun 1900-an. Pada tahun 1900-1940-an, Polowijen terkenal dengan seni tradisional tari topengnya.
Nama Polowijen selalu diikuti oleh eksistensi Reni sebagai pengrajin dan penari Topeng Malangan terbesar, sehingga Desa Polowijen terkenal dengan sebutan Desa Reni. Mbah Reni juga merupakan seorang petani kaya yang tinggal di Polowijen yang juga memimpin salah satu rombongan wayang topeng terbaik pada masanya. Pada tahun 1935 Mbah Reni wafat dan dimakamkan di Polowijen.
Kampung Budaya Polowijen saat ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah, hingga Mancanegara. Namun seperti yang kita ketahui, sebelumnya Malang memiliki banyak kampung tematik yang eksistensi juga tidak kalah dari Kampung Budaya Polowijen.
Dalam channel youtube Pemkot Malang, Isa Wahyudi atau Ki Demang merupakan penggagas Kampung Budaya Polowijen menjelaskan bahwa Kampung Budaya Polowijen mengambil tema tentang kesenian dan kebudayaan dan salah satu yang menjadi ikon unggulan adalah topengnya. Topeng Malangan ini memang banyak dan menyebar dimana-mana, tetapi di Polowijen yang menjadi cikal bakal Topeng Malang.
Dengan adanya macam-macam topeng, maka di Kampung Budaya Polowijen menggembangkan wayang topeng, tari topeng, membuat kostum topeng, kerajianan kriya topeng, hingga batik pun juga diarahkan ke arah topeng malangan. Hal tersebut yang selama ini menjadi ikon Kampung Budaya Polowijen.
Keterlibatan warga Kelurahan Polowijen RW 02 dalam melestarikan warisan tradisi dan budaya di Kampung Budaya Polowijen juga menjadi hal yang jarang ditemui di kampung-kampung lainnya. Misalnya seperti warga yang turut serta ikut andil dalam pembuatan seni kriya topeng malang, dan juga ikut dalam tari Topeng Malangan. Oleh sebab itu tidak heran jika Kampung Budaya Polowijen memiliki motto Warisi Tradisi Lestarikan Budaya, karena motto tersebut memang digerakkan atas panggilan hati.
Selain ikon topeng malang yang menjadi ciri khas Kampung Budaya Polowijen, kampung tematik ini juga tidak menghilangkan unsur kearifan lokal di dalamnya. Tetap dengan nuansa perkampungan asri nan sejuk, ditambah lagi dengan luasnya hamparan sawah di sekitar Kampung Budaya Polowijen. Dengan adanya hal tersebut tentu nantinya imajinasi kalian ketika mengunjungi kampung ini akan terbangun. Dari situlah kalian akan lebih memahami bagaimana kehidupan pada masa Ken Dedes ketika tinggal di Polowijen.

Suasana Kampung Budaya Polowijen yang sejuk asri (Gambar diambil dari web malangvoice.com)
Dengan berbagai macam Topeng Malangan, Kampung Budaya Polowijen hadir sebagai wadah untuk kalian yang ingin berlatih mengenai kesenian dan budaya khas Malang. Seni dan budaya lokal Malang antara lain Tari Topeng Malang, Tembang Macapat, pembuatan Topeng Malangan, Kloteāan (seni musik khas Malang). Kegiatan tersebut tidak hanya dikhususkan untuk warga Polowijen saja, tetapi juga terbuka untuk semua kalangan dan semua usia yang ingin mencoba. Kalian yang berkunjung ke sana nantinya juga akan disuguhi dengan Tari Topeng Malang.

Kegiatan Tari Topeng Malang di Kampung Polowijen (Gambar diambil dari web aremamediagroup.com)

Pembuatan Topeng Malang oleh warga Polowijen (Gambar diambil dari web Republika.co.id)
Dari sekian banyak seni dan budaya lokal Malang yang ada di Polowijen, dan dengan segala upaya dilakukan untuk tetap melestarikan dan menjaga oleh warganya. Terutama dengan adanya Kampung Budaya Polowijen, kampung ini menjadi salah satu bukti upaya warga Polowijen dalam menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang.
Pemuda pemudi menjadi salah satu kunci dalam melestarikan seni dan budaya lokal Malang. Sehingga nantinya tidak akan lupa dengan kultur mereka di Malang. Oleh karena itu dalam channel Youtube Pemkot Malang, Isa Wahyudi atau Ki Demang berharap agar Kampung Budaya Polowijen harus menjadi Prototype atau role model bagi pengembangan kampung di daerah lainnya, dan mampu menghasilkan dari sisi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat yang aktif dan produktif.
Selain itu Ki Demang juga berpesan untuk warga Malang untuk tetap mencintai seni budaya dengan mewarisi tradisi dan melestarikan budaya karena itu adalah masa depan kita, masa depan cucu sehingga kebudayaan jangan sampai punah ditangan bangsa lain. (Siw)

Penulis: Shofiyatul Izza Wahyuni
Editor: Rofidah Noor