Mari Beredukasi di Museum Panji

Berbagai Macam Koleksi Wayang yang Terdapat di Museum Panji (Gambar diambil dari web budayakita)

DIORAMALANG.COM, 16 MEI 2020 – Halo Ker! Jika kalian mengenal Malang sebagai surga wisata alam yang bisa dieksplorasi, maka akan semakin asik kalau kalian juga mengenal Malang sebagai destinasi wisata edukasi. Selain bisa untuk hiburan, tentu saja wisata edukasi juga bisa untuk pembelajaran. Salah satu wisata edukasi di Malang yang akan kami ulas kali ini adalah Museum Panji Malang. Cocok banget nih Ker buat kalian yang suka seni budaya dan sejarah.

Museum Panji merupakan museum yang terletak di Ringin Anom, Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Museum ini didirikan oleh Dwi Cahyono yang merupakan pemerhati budaya dan sejarah asal Kota Malang. Didalam museum, pengunjung dibuat seolah-oleh melewati lorong waktu dengan sajian koleksi-koleksi Museum Panji. Salah satu ragam koleksi yang ada di museum ini adalah wayang dengan berbagai jenis.

Dalam tayangan di akun youtube Amazing Malang, Akbar selaku pemandu museum menjelaskan bahwa terdapat beberapa koleksi wayang diantaranya wayang beber, wayang blawong, wayang kucil, wayang kulit, wayang lukisan kaca, wayang suket (rumput), wayang kendil dan wayang kancil. Selain koleksi wayang, terdapat koleksi lain sebagai bentuk ilustrasi seperti patung, kolam hingga miniatur. Tidak hanya itu, peninggalan-peninggalan zaman kerajaan juga terdapat di Museum Panji mulai dari Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Singosari.

Pada mulanya, museum ini dibangun dengan tujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah asli Indonesia khususnya Malang. Berdasarkan laporan dari Kumparan.com, Dwi Cahyono membuat museum ini karena dirinya merasa miris karena hanya sedikit warga Indonesia yang kenal dengan cerita Panji.

Menurutnya, saat ini budaya dan sejarah cerita Panji sudah mulai dilupakan. Bahkan masyarakat Malang juga sudah menggeser budaya dan sejarah tersebut, terbukti dengan semakin sedikitnya pengrajin Topeng Malangan dimana Topeng Malangan dan Cerita Panji merupakan suatu budaya dan sejarah yang saling berkaitan dan keduanya berasal dari Malang.

Adanya Museum Panji adalah sebagai wujud mempertahankan sekaligus mengingatkan kembali tentang apa yang menjadi legenda Malang. Tidak hanya itu, berdirinya Museum Panji adalah sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menambah wawasan tentang budaya dan sejarah. Menjadi museum pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menampilkan cerita dan kisah Panji, membuat museum ini dinobatkan sebagai pusat pengetahuan tentang Panji.

Bahkan, Museum Panji juga bisa dinikmati para turis karena terdapat koleksi-koleksi yang didatangkan dari luar negeri, salah satunya adalah koleksi piring keramik dari Prancis yang bisa dilihat di “situated room” lantai dua ketika dikutip dari Terakota.id.

Dikarenakan koleksi yang banyak dan jangkauannya yang luas, maka Museum Panji bisa dijadikan sebagai wisata edukatif yang tidak hanya memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia saja, melainkan juga bisa menjangkau masyarakat luar negeri yang ingin belajar tentang Cerita Panji.

Cerita Panji sendiri sudah ditetapkan sebagai ingatan dunia atau Memory Of The World oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Di Museum Panji sendiri, koleksi yang ada di dalamnya merupakan koleksi yang bertaraf Internasional.

Senada dengan laporan Siti Rachmawati Setiawan kepada Terakota.id, Museum Panji diresmikan pada akhir 2016 dengan ragam koleksi berskala Internasional. Kisah Panji ini memang sudah menyebar hingga kawasan Asia Tenggara, maka tak heran bila kamu menemukan beragam bentuk koleksi kisah Panji yang berasal dari Malaysia, Myanmar, Thailand, hingga Vietnam.

Tidak hanya itu, sajian koleksi antik dan menarik disini semakin membuat para pengunjung tertarik untuk belajar lebih dalam tentang kisah Panji. Maka sangat cocok jika Museum Panji lebih mengedepankan unsur edukasi dibanding dengan unsur hiburan semata.

Sebagai museum yang memiliki nilai edukasi tinggi, Museum Panji terbilang masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Perlunya upaya-upaya untuk mengembangkan museum ini diharapkan bisa dilakukan agar masyarakat tidak kehilangan warisan sejarah asli Malang. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh Didit Prasetyo Nugroho yang menuliskan perancangan corporate identity sebagai media promosi Museum Panji dalam Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia.

Didit menjelaskan bahwa Museum Panji saat ini belum memiliki identitas visual untuk mengenalkan dan mempromosikan keberadaanya. Harapannya, Museum Panji memiliki desain corporate identity berupa logo, katalog museum, merchandise, poster dan booklet yang sesuai dengan ciri khas Museum Panji. Ayo Ker, jangan lupakan kisah Panji yang merupakan sejarah asli Indonesia! (Awp)

Penulis: Alvien Wardhana Poernomo

Editor: Rofidah Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.