Jangan Ngaku Kera Ngalam Kalau Nggak Kenal Tari Bedayan

Tari Bedayan Putri yang dibawakan oleh penari sanggar tari Madyo Laras asal Kabupaten Malang. (Gambar diambil dari akun youtube Taufan Herlambang)

DIORAMALANG.COM, 2 MEI 2020 – Dikutip dari laporan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), warisan budaya tak benda di Indonesia setidaknya ada 7.241 karya budaya yang tercatat sejak 2009 hingga 2017. Hingga kini, angka tersebut selalu mengalami kenaikan. Dari 7000 karya itu, salah satu diantaranya adalah Tari Bedayan. Kesenian Bedayan di Indonesia sendiri sebenarnya ada dua, satu berasal dari Kabupaten Malang dan satu lagi asalnya dari Jawa Tengah. Tapi khusus untuk kamu kera ngalam, maka kami akan suguhkan pembahasan tentang Tari Bedayan khas kabupaten Malang.

1. Mengenal Tari Bedayan

Tarian asal Malang ini hampir mirip dengan Tari Beskalan, keduanya sama-sama dilakukan untuk ucapan selamat datang, namun Tari Bedayan berfungsi sebagai tarian penyambutan dengan makna yang lebih dalam. Makna Tari Bedayan ini adalah keterbukaan diri dan masyarakat serta kesederhanaan. Hal tersebut diungkapkan dengan penuh ketegasan dan lugas. Dari makna tersebut bisa digambarkan bahwa masyarakat Malang ingin mengungkapkan sifat dan sikap keterbukaan, penghargaan, dan hormat ketika menerima tamu secara tidak langsung melalui tarian ini.

Laporan dari Ngalam.co, menjelaskan bahwa tamu tidak hanya bermanfaat untuk menjaga tali silaturahmi tetapi juga untuk mendapatkan keberkahan. Sebab, masyarakat banyak meyakini bahwa tamu adalah orang yang diperlakukan istimewa bak raja. Dimana didalamnya pasti akan membawa keberkahan.

Tak ayal, berkat keterbukaan Malang pada tamu yang datang rupanya membuat Kota Malang jadi punya nilai tersendiri di benak para pendatang. Malang dinilai menjadi salah satu kota yang paling memorabel dan meninggalkan kesan hangat bagi masing-masing orang.

2. Ciri Khas Tari Bedayan

Ciri khas yang ada pada Tari Bedayan ini ada pada gerakan tariannya. Gerakan dilakukan dengan lemas gemulai dengan keselarasan yang teratur. Disamping itu, demi meningkatkan keterikatan emosi para penonton dan harmonisasi para penari, Tari Bedayan akan dibawakan dengan alunan musik Jawa yang diiringi ketukan-ketukan gamelan yang sendu.

Selain musik hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan kostum. Para penari Tari Bedayan biasanya menggunakan kostum baju dodot dan selendang dengan rias paes ageng yang menambah unsur menawan dalam estetika tarian ini.

3. Komposisi Penari

Bak penyanyi idol, Tari Bedayan rupanya juga punya nama panggung pada tiap penarinya. Nama panggung atau nama peran Tari Bedayan ini terdiri dari Batak, Gulu, Dada, Buncit, Endel Weton, Endel, Apit Wingking, Apit Ngajeng, dan Apit Meneng. Dengan nama tersebut, para penari diharapkan bisa membawakan tarian sesuai dengan peran yang sudah diembankan.

Meski punya peran tersendiri, bukan berarti tariannya akan dilakukan secara acak oleh para penari. Tari Bedayan tetap dilakukan secara bersama-sama dengan sinkronisasi sesuai dengan formasi.

4. Bedayan Pada Pementasan Ludruk

Meski berperan sebagai tarian simbolik penyambutan tamu, namun Tari Bedayan kini juga punya andil dalam panggung drama tradisional Jawa Timur yakni Ludruk. Dalam satu kali penampilan Ludruk, biasanya Tari Bedayan tampil dengan pementasan karya budaya lain seperti Tari Remo, Lawakan, Kidungan, dan lakon cerita. Untuk pertunjukan Ludruk di Malang, biasanya ditambah dengan Tari Beskalan.

Dikutip dari Kompasiana.com, Tari Bedayan dipentaskan oleh setidaknya lima orang yang berjoget ringan sambil melantunkan kidungan Jula Juli. Dan khusus di daerah Jawa Tengah, Tari Bedayan tidak diikut sertakan dalam penampilan Ludruk dan runutan acaranya diubah menjadi Tari Remong, Tari Putri, dan terakhir lakon cerita dengan sisipan lawakan (banyolan). (Rof)

Penulis: Rofidah Noor

Editor: Alvien Wardhana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.